Pemerintah Persatuan Nasional dalam sebuah pernyataan yang diposting di media sosial menyatakan kecamannya atas tindakan keji aparat militer yang dengan sengaja menabrak para pendemo dengan mobil.
“Kami akan sangat menanggapi militer teroris yang secara brutal, tidak manusiawi membunuh para pengunjuk rasa damai yang tidak bersenjata,†kata kementerian, seperti dikutip dari
Reuters.
Saksi mata mengatakan, militer mengadang para peserta demo saat unjuk rasa dimulai dengan kendaraan. Kemudian, tanpa peringatan sebelumnya, kendaraan itu bergerak ke arah mendemo dan menabraknya.
“Saya tertabrak dan jatuh di depan truk. Seorang tentara memukuli saya dengan senapannya tetapi saya membela dan mendorongnya ke belakang. Kemudian dia langsung menembak saya karena saya melarikan diri dengan pola zig-zag. Untung saya lolos,†ujar seorang pengunjuk rasa yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena alasan keamanan mengatakan kepada Reuters melalui telepon.
Dua saksi lainnya mengatakan mobil yang menabrak mereka ditumpangi para tentara, mengikuti pengunjuk rasa yang tersebar menangkap dan memukuli mereka. Beberapa terluka parah dengan luka di kepala dan tidak sadarkan diri, menurut para saksi.
Protes anti-militer terus berlanjut sejak kudeta 1 Februari, lebih dari 1.300 orang dilaporkan tewas sejak itu. Protes yang tersebar seringkali merupakan kelompok kecil yang menyuarakan penentangan terhadap penggulingan pemerintahan terpilih yang dipimpin oleh peraih Nobel Aung San Suu Kyi dan kembalinya kekuasaan militer.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: