Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tak Ada Lockdown untuk Omicron, Prancis Rayakan Natal Hanya dengan Pembatasan Sosial

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 07 Desember 2021, 08:59 WIB
Tak Ada Lockdown untuk Omicron, Prancis Rayakan Natal Hanya dengan Pembatasan Sosial
Ilustrasi/Net
rmol news logo Menjelang Natal dan tahun baru, banyak negara memperketat protokol kesehatan, bahkan memberlakukan lockdown yang dipicu dengan kemunculan varian baru Omicron.

Kendati demikian, Perdana Menteri Prancis Jean Castex mengumumkan, tidak akan ada lockdown atau jam malam yang akan diberlakukan selama Natal. Alih-alih, pemerintah hanya akan memperketat jarak sosial.

Dalam pernyataannya pada Senin (6/12), Castex mengatakan gelombang kelima pandemi saat ini telah melonjak di seluruh negeri. Tetapi sebanyak 52 juta orang atau hampir 90 persen target vaksinasi di Prancis telah divaksin.

Menurut Menteri Kesehatan Olivier Veran, kombinasi suntikan booster vaksinasi dan jarak sosial yang lebih ketat akan memungkinkan Prancis dapat menghindari penguncian baru yang saat ini diberlakukan di beberapa negara Eropa.

"Kami ingin melewati gelombang pandemi ini tanpa kendala baru pada seluruh penduduk Prancis, apakah mereka divaksinasi atau tidak," ujarnya, seperti dikutip Reuters.

Mulai Jumat (10/12), Prancis akan menutup klub malam selama empat pekan. Pemerintah juga meminta warga untuk secara sukarela membatasi pertemuan pribadi dan profesional, sambil memperketat persyaratan untuk mengenakan masker di sekolah.

Sementara mulai 15 Desember, anak-anak berusia lima hingga 11 tahun yang kelebihan berat badan atau memiliki kondisi kesehatan yang serius akan ditawarkan akses ke vaksinasi.

Veran mengatakan Prancis akan mendapatkan pengiriman pertama vaksin Pfizer untuk anak-anak mulai 13 Desember, dan dia berharap vaksinasi akan tersedia untuk semua anak mulai 20 Desember.

Ada sekitar enam juta anak berusia lima hingga 11 tahun di Prancis, dan 350 ribu dalam kelompok usia tersebut yang kelebihan berat badan atau yang memiliki kondisi kesehatan yang serius.

Veran juga mengatakan Prancis telah mengidentifikasi 25 kasus positif varian Omicron, 21 diimpor di antaranya merupakan orang yang kembali dari Afrika selatan dan sisanya akibat infeksi lokal. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA