Peristiwa itu dikonfirmasi Wakil Presiden Burundi, Prosper Bazombanza, dalam sebuah pernyataan kepada wartawan.
"Kobaran api melanda fasilitas yang penuh sesak di ibu kota Gitega, dengan sedikitnya 69 orang terluka parah," katanya, seperti dikutip dari
AFP.
Gambar yang beredar secara online menunjukkan sebuah bangunan sebagian habis dilalap api serta gambar tumpukan mayat, dikatakan itu adalah mayat-mayat para napi.
“Ini benar-benar bencana,†kata seorang narapidana kepada
BBC melalui telepon.
“Saya mengatakan hampir 90 persen ruang tidur terbakar,†katanya.
Api dilaporkan mulai berkobar sekitar pukul 04:00 pagi waktu setempat.
"Kami mulai berteriak minta tolong, kami akan terbakar hidup-hidup ketika kami melihat kobaran api sangat tinggi. Tetapi polisi tidak mau membuka pintu kamar kami, dengan mengatakan 'ini adalah perintah yang kami terima'," kata seorang narapidana kepada
AFP melalui telepon.
“Saya tidak tahu bagaimana saya melarikan diri, tetapi ada banyak tahanan yang terperangkap," tambahnya.
Penjara Gitega yang berkapasitas 400 tahanan, pada bulan lalu telah menahan 1.539 narapidana, menjadikan tahanan tersebut sesak dan sangat tidak layak, menurut Christian Association Against Torture (ACAT-Burundi).
Sebuah tweet yang diposting oleh kementerian dalam negeri Burundi mengatakan korsleting menjadi penyebab kebakaran itu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: