Direktur kebijakan publik Meta untuk Asia Pasifik, Rafael Frankel pada Rabu (8/12) mengumumkan akan menghentikan semua entitas yang terkait dengan militer Myanmar atau Tatmadaw. Itu juga tindaklanjut dari keputusan pada Februari, ketika Facebook melarang Tatmadaw beriklan di platformnya.
"Tindakan ini didasarkan pada dokumentasi ekstensif oleh komunitas internasional dan masyarakat sipil dari peran langsung bisnis ini dalam mendanai Tatmadaw," ujar Frankel, seperti dikutip
Reuters.
Frankel mengatakan, Meta mengidentifikasi perusahaan berdasarkan laporan 2019 dari Misi Pencari Fakta PBB di Myanmar, penelitian dari kelompok aktivis Justice for Myanmar, dan Burma Campaign UK serta melakukan konsultasi dengan masyarakat sipil.
Lebih lanjut, ia mengaku pihaknya telah menghapus lebih dari 100 akun, halaman, dan grup yang terkait dengan bisnis yang dikendalikan militer.
Myanmar berada di kekacauan sejak militer melakukan kudeta untuk menggulingkan pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi pada Februari lalu. Sejak saat itu, masyarakat menggerakan aksi protes anti-kudeta.
Facebook sendiri memainkan peranan yang sangat besar di Myanmar sebagai kanal yang dominan digunakan masyarakat, khusus para pengunjuk rasa untuk melakukan aksi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: