Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Shinzo Abe: Agresivitas Militer China Hanya Tindakan Bunuh Diri

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 15 Desember 2021, 09:58 WIB
Shinzo Abe: Agresivitas Militer China Hanya Tindakan Bunuh Diri
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe/Net
rmol news logo Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe kembali mengomentari pembangunan militer yang dilakukan oleh China.

Dalam sebuah forum keamanan pada Selasa (14/12), Abe mendesak China untuk tidak melakukan provokasi atau mencari ekspansi teritorial karena hanya menjadi tindakan "bunuh diri" bagi negara besar tersebut.

"Petualangan dalam urusan militer, jika dikejar oleh ekonomi besar seperti China, bisa dikatakan bunuh diri," kata Abe, seperti dikutip Al Jazeera.

"Kita harus mendesak mereka untuk tidak mengejar ekspansi teritorial dan menahan diri dari memprovokasi, sering kali menindas tetangga mereka, karena itu akan merugikan kepentingan mereka sendiri," lanjutnya yang mengundurkan diri sebagai PM Jepang pada tahun lalu.

China mengklaim hampir semua perairan kaya energi di Laut China Selatan, di mana ia telah mendirikan pos-pos militer di pulau-pulau buatan. Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam juga memiliki klaim atas beberapa bagian laut.

Klaim itu telah dinyatakan tanpa dasar hukum oleh Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag. Namun China menolak keputusan tersebut.

Di Laut Cina Timur, China mengklaim sekelompok pulau tak berpenghuni yang dikelola Jepang. Perselisihan telah mengganggu hubungan bilateral selama bertahun-tahun dan memicu lebih banyak ketegangan antara negara-negara tetangga.

Awal bulan ini, Abe juga sempat mengomentari China perihal rumor yang beredar bahwa Beijing akan menyerang Taiwan.

Abe mengatakan, Jepang dan Amerika Serikat (AS) tidak akan tinggal diam jika China menyerang Taiwan.

"Keadaan darurat Taiwan adalah keadaan darurat Jepang, dan oleh karena itu keadaan darurat bagi aliansi Jepang-AS. Orang-orang di Beijing, khususnya Presiden Xi, seharusnya tidak pernah salah paham dalam mengakui hal ini,” ucapnya ketika itu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA