Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Berbahaya bagi Dunia, China Kembali Desak Jepang Batalkan Buang Limbah Nuklir Fukushima ke Laut

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 16 Desember 2021, 11:05 WIB
Berbahaya bagi Dunia, China Kembali Desak Jepang Batalkan Buang Limbah Nuklir Fukushima ke Laut
PLTN Fukushima Daiichi di Kota Okuma, Prefektur Fukushima/Net
rmol news logo Pemerintah Jepang kembali didesak untuk membatalkan rencana mereka membuang limbah nuklir Fukushima ke laut.

Desakan datang setelah Yuichiro Kumamoto, peneliti senior dari Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology, merilis penelitian terbaru yang mengungkap bahwa radioaktif Cesium-134 telah mencapai Samudra Arktik delapan tahun setelah bocor ke laut akibat kecelakaan nuklir Fukushima pada 2011.

Cesium-137 juga sudah mencapai Samudra Arktik, menurut peneliti.  

Kyodo News melaporkan, sejumlah kecil radiocesium terdeteksi dan Yuichiro berspekulasi bahwa itu telah menyebar ke pusat Samudra Arktik.  

Tritium dalam air yang terkontaminasi yang rencananya akan dibuang oleh Tokyo Electric Power Company kemungkinan akan mengikuti jalur yang sama, kata laporan tersebut.

Sementara Zhang Yancang, direktur Institut Penelitian Laut Kuning dan Laut Bohai dari Universitas Maritim Dalian mengatakan kepada media China Global Times bahwa ada kemungkinan bahan radioaktif dibawa melalui air pemberat di kapal, yang akan sangat mengerikan.   

Zhang menjelaskan bahwa air ballast di kapal perlu diganti secara berkala.

"Jika kapal mengambil air di pelabuhan dekat Jepang, kapal itu mungkin membawa air dengan bahan radioaktif dan melepaskannya ke suatu tempat di seluruh dunia, yang tidak dapat diprediksi," kata Zhang.

Zhang, yang tidak menyangka bahan radioaktif mencapai Samudra Arktik begitu cepat, mengatakan bahwa masih harus dilihat apakah arus laut dapat mempercepat penyebaran bahan radioaktif.

"China harus mulai mengumpulkan data jumlah zat radioaktif sebelum dan sesudah Jepang membuang air radioaktif pada 2033 sebagai bukti untuk membantu mempertahankan kepentingan maritimnya," katanya.

Laporan Kumamoto juga ikut mendapat reaksi dari Kementerian Luar Negeri China.

“Ini bukan laporan pertama yang mengkonfirmasi bahwa zat radioaktif dari kecelakaan nuklir Fukushima telah terdeteksi di Samudra Arktik. Hasil penelitian para peneliti di Universitas Tsukuba yang dirilis pada bulan November juga menemukan bahwa Cesium-137, zat radioaktif yang mengalir ke laut dalam kecelakaan nuklir Fukushima, terdeteksi di Samudra Arktik," kata Zhao Lijian, juru bicara Kemenlu China, pada konferensi pers Rabu.

"Temuan para sarjana Jepang ini dengan jelas menggambarkan fakta bahwa zat radioaktif yang bocor dari kecelakaan di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima telah menyebar ke Samudra Pasifik dan Samudra Arktik dan dapat mempengaruhi perairan di seluruh dunia," katanya.

Zhao mengatakan, jika lebih dari 1,2 juta ton air tercemar nuklir dibuang ke Samudera Pasifik seperti yang direncanakan oleh Jepang, maka akan berdampak pada lingkungan laut di seluruh kawasan bahkan dunia.

"Apakah konsekuensi seperti ini yang ditimbulkan, dilahirkan oleh Jepang sendiri?" kata Zhao, seraya mendesak Jepang untuk mencabut keputusan yang salah dari pelepasan laut dan menghentikan pekerjaan persiapan untuk pembuangan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA