Berdasarkan laporan yang diterbitkan pada Kamis (16/12), Meta menyebut tujuh perusahaan tersebut secara aktif menargetkan sekitar 50 ribu orang di lebih dari 100 negara melalui platformnya.
Sejauh ini, Meta sudah menangguhkan sekitar 1.500 akun, sebagian besar palsu, yang dijalankan oleh tujuh organisasi tersebut di Facebook, Instagram, dan WhatsApp.
Meta tidak memberikan penjelasan secara rinci bagaimana pihaknya mengidentifikasi perusahaan-perusahaan tersebut.
Sebelumnya, Meta juga telah menggugat perusahaan spyware Israel, NSO Group yang menggunakan teknologinya untuk "menyerang" masyarakat sipil.
Kepala kebijakan keamanan Meta, Nathaniel Gleicher mengatakan, pengungkapan tujuh perusahaan lainnya merupakan bukti bahwa industri mata-mata swasta di dunia jauh lebih luas dari sekadar NSO Group yang kerap diperbincangkan.
Dari perusahaan-perusahaan yang disebut Meta dalam laporannya terdapat Black Cube dari Israel. Meta mengatakan bahwa perusahaan intelijen itu menyebarkan "persona hantu" untuk mengobrol dengan targetnya secara online dan mengumpulkan email mereka, dengan kemungkinan untuk serangan phishing di kemudian hari.
Selain itu, ada perusahaan tentara bayaran BellTroX, pengawas internet Citizen Lab, Bluehawk CI dari Israel, dan Cytrox dari Eropa.
Sementara Cognyte dan Cobwebs Technologies disebut tidak meretas, namun menggunakan profil palsu untuk mengelabui orang untuk mengungkap data pribadi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: