Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Negara-negara Islam Bersatu Bantu Afghanistan yang Perekonomiannya di Ujung Tanduk

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 20 Desember 2021, 06:24 WIB
Negara-negara Islam Bersatu Bantu Afghanistan yang Perekonomiannya di Ujung Tanduk
Ilustrasi/Net
rmol news logo Krisis ekonomi Afghanistan yang semakin mengkhawatirkan membuat negara-negara Islam menyegerakan komitmennya untuk membentuk dana perwakilan kemanusiaan.  

Para menteri luar negeri dari puluhan negara Islam pada pertemuan Minggu (19/12) di Islamabad mengatakan, dengan jutaan orang hidup dalam kemiskinan dan kelaparan di negara itu, akan menimbulkan dampak yang mengkhawatirkan di kawasan dan dunia.  

Ekonomi Afghanistan berada di ujung tanduk. Negara itu berjuang dengan tertatih-tatih dan harapan terakhir adalah menunggu janji negara-negara Islam. Para pembicara dalam pertemuan Minggu memperingatkan untuk tidak menunda apa yang seharusnya mereka lakukan untuk menolong.
Pertemuan yang juga dihadiri oleh perwakilan dari China, As, dan Rusia, termasuk wakil sekjen PBB untuk urusan kemanusiaan serta presiden Bank Pembangunan Islam (IDB) Muhammad Sulaiman Al Jasser, menawarkan beberapa proposal pembiayaan konkret.

Al Jasser mengatakan IDB dapat mengelola perwalian yang dapat digunakan untuk memindahkan uang ke Afghanistan, memulai bisnis dan membantu menyelamatkan ekonomi yang sangat bermasalah, seperti dilaporkan Reuters.

Peringatan mengerikan itu menyerukan AS dan negara-negara lain untuk melonggarkan sanksi, termasuk pelepasan lebih dari  10 miliar dolar AS dana beku menyusul pengambilalihan Kabul oleh Taliban pada 15 Agustus.

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan memperingatkan kekacauan jika keadaan darurat yang memburuk tidak segera ditangani. Ia juga mengarahkan sambutannya untuk AS, mendesak Washington untuk membatalkan prasyarat untuk melepaskan dana yang sangat dibutuhkan dan memulai kembali sistem perbankan Afghanistan.

Tidak jelas berapa banyak dana yang akan ditampung dan pertemuan itu tidak memberikan pengakuan resmi kepada pemerintah Taliban.

"Jika tindakan tidak diambil segera, Afghanistan menuju kekacauan," katanya.

Untuk beberapa hal, Khan tampaknya memiliki hal yang sejalan sengan Taliban, seperti membatasi pendidikan bagi anak perempuan, mendesak dunia untuk memahami "kepekaan budaya" dan mengatakan hak asasi manusia dan hak-hak perempuan adalah hal yang berbeda di negara yang berbeda.

Pembicara lain, termasuk Ketua OKI Hussain Ibrahim Taha, menekankan perlunya perlindungan hak asasi manusia, khususnya perempuan dan anak perempuan.

Hadir dalam pertemuan tersebut Penjabat Menteri Luar Negeri penguasa baru Taliban Amir Khan Muttaqi serta lusinan menteri luar negeri dari 57 negara OKI.

Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi, mengatakan bahwa pertemuan hari Minggu ini adalah tentang "Orang-orang Afghanistan," dan jika tidak segera memberikan bantuan, maka Afghanistan pasti akan runtuh.

Para pejabat Taliban sebelumnya telah meminta bantuan untuk membangun kembali ekonomi Afghanistan yang hancur dan memberi makan lebih dari 20 juta orang yang terancam kelaparan.

Beberapa negara dan organisasi bantuan telah mulai memberikan bantuan, tetapi sistem perbankan negara yang hampir runtuh telah memperumit pekerjaan mereka. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA