Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Krisis Ekonomi Turki, Pertaruhan Keras bagi Jalan Kemenangan Erdogan di Pilpres 2023

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 21 Desember 2021, 06:02 WIB
Krisis Ekonomi Turki, Pertaruhan Keras bagi Jalan Kemenangan Erdogan di Pilpres 2023
Presiden Recep Tayyip Erdogan/Net
rmol news logo Banyak yang bertaruh bahwa elektabilitas Recep Tayyip Erdogan kemungkinan akan mengalami kemerosotan seiring dengan jatuhnya ekonomi Turki.

Jatuhnya lira, inflasi yang melonjak, dan kemerosotan bisnis, menciptakan banyak pengangguran dan bertambahnya  masyarakat yang terhimpit kemiskinan.

Hassan, salah satu penduduk Kota Konya, daerah industri yang ikut terkena imbas dari inflasi yang melonjak, mengatakan kepada Reuters bahwa ia kini berada dalam kesulitan dan tidak tahu bagaimana masa depannya.

Hassan mengeluh ia tidak memiliki pekerjaan, tidak punya uang, dan sulit membayangkan masa depannya sendiri, sementara Presiden Erdogan, sosok yang dia dukung selama bertahun-tahun, tetap berkuasa.

"Saya sedang mencari pekerjaan, saya tidak bisa membayar hutang saya..., tidak ada solusi. Orang-orang sudah muak sekarang," katanya.

"Saya memilih Erdogan selama bertahun-tahun. Berharap di tangannya kami bisa mendapatkan hidup yang lebih baik. Tapi, lihat sekarang, dia sendiri tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri," tambahnya.

Konya adalah kota yang mencetak suara kemenangan bagi Erdogan. Erdogan memenangkan 75 persen suara Konya dalam pemilihan presiden 2018. Dominasi itu sekarang terancam oleh serangkaian tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Konya kini dalam kondisi yang memprihatinkan dengan jumlah pengangguran yang bertambah.

Hasaan mewakili warga lainnya yang tercekik. Sulit bagi mereka untuk bersuara.

Kekecewaan warga dan kesulitan ekonomi bisa saja mengikis dukungan warga untuk Erdogan, politisi paling sukses di Turki itu, sehingga akan mengubah pemilihan berikutnya yang dijadwalkan pada pertengahan 2023.

Seharusnya ini menjadi ujian terberat Erdogan selama dua dekade kekuasaannya. Namun, seperti yang banyak warga lihat, Erdogan tidak banyak melakukan sesuatu untuk mendukung dan menolong warganya.

Penduduk Konya lainnya yang berbicara kepada Reuters, termasuk pekerja industri, petani dan mahasiswa, ikut menggemakan keluhan Hassan atas kenaikan harga dan susahnya pekerjaan.

Direktur Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Luar Negeri yang berbasis di Istanbul, Sinan Ulgen, mengatakan, sejauh ini dukungan warga terhadap partai AKP yang dipimpin Erdogan selalu tinggi. Ia memprediksi bahwa kemungkinan dukungan itu akan menipis.

"Ada peningkatan persepsi bahwa pada tahun 2023 akan terjadi perubahan politik,” ujarnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA