Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Diharapkan Dihadiri Wakil Presiden dan Menteri Agama, Dubes Najib akan Gelar Interfaith Dialogue Secara Multilateral

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Rabu, 22 Desember 2021, 18:37 WIB
Diharapkan Dihadiri Wakil Presiden dan Menteri Agama, Dubes Najib akan Gelar <i>Interfaith Dialogue</i> Secara Multilateral
Duta Besar RI untuk Kerajaan Spanyol DR. Muhammad Najib dalam dialog virtual RMOL/RMOL
rmol news logo Dialog selalu menjadi salah satu cara paling "mujarab" dalam mempertemukan beragam perbedaan di satu meja yang sama. Cara itu pula lah yang dilirik oleh Duta Besar RI untuk Kerajaan Spanyol DR. Muhammad Najib untuk mengurangi ketegangan dan kesalahpahaman antar umat beragama yang saat ini menjadi sorotan di ranah internasional.

Dalam dialog virtual bertema "Dari Spanyol Menata Diaspora Muslim Indonesia" yang diselenggarakan oleh Kantor Berita Politik RMOL pada Selasa siang (21/12), Dubes Najib menjelaskan bahwa ia tengah berupaya menggelar dialog lintas agama atau interfaith dialogue untuk menciptakan suasa yang lebih harmoni dalam beragama dan bekerjasama.

"Sebagai duta besar, saya harus menjalankan roadmap serta visi misi presiden. Posisi saya di Spanyol ini merupakan orang nomor satu yang mewakili presiden dan membawa bendera merah putih," jelas Najib.

Oleh karena itu, ia menggarisbawahi bahwa dirinya tidak memiliki visi misi lain selain menjalankan apa yang selaras dengan roadmap dan visi misi presiden.

Najib pun menceritakan bahwa saat baru bertugas, ia bertemu Kadin di Barcelona dan ditanya mengenai prioritasnya sebagai dubes yang baru.

"Saya katakan, prioritas saya yang pertama adalah ekonomi, kedua ekonomi dan ketiga juga ekonomi," kata Najib.

Apa maksudnya?

Ia menguraikan bahwa ada tiga terjemahan. Ekonomi pertama adalah meningkatkan perdagangan, ekonomi kedua adalah meningkatkan investasi dan ekonomi ketiga adalah meningkatkan pariwisata.

Hanya saja, sambung Najib, untuk mencapai tiga prioritas itu seringkali tidak bisa langsung, melainkan harus berputar dengan menciptakan suasana yang kondusif untuk menghindari kendala-kendala yang mungkin muncul.

"Itulah yang saya lakukan dengan upaya menyelenggarakan interfaith dialogue, yakni untuk menciptakan sistem yang lebih kondusif," terangnya.

Untuk mencapai hal tersebut, Najib mengaku sudah menjalin komunikasi dengan sejumlah pihak, termasuk Komisi Delapan DPR RI yang memiliki program moderasi beragama.

"Mereka memiliki budget yang juga digariskan dengan Kementerian Agama," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa pihaknya sudah menyepakati untuk membuat Focus Group Discussion (FGD) di Madrid dalam waktu dekat ini.

"FGD ini akan merumuskan agenda apa yang disebut dengan interfaith dialogue," ungkap Najib.

Namun interfaith dialogue ini akan dilakukan dengan konsep multilateral.

"Jika sebelumnya hanya bilateral, kini kita akan membuatnya multilateral. Sehingga kelompok agama yang berbeda dari sejumlah negara bisa kirimkan wakilnya untuk berbagi pengalaman beragama mereka," kata Najib sambil berharap Wakil Presiden KH Maruf Amin dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berkenan menghadiri kegiatan tersebut.

"Diharapkan dialog ini akan menguraikan kesenjangan di tingkat global dan mengurangi narasi-narasi permusuhan serta kebencian dan menghindari penggunaan senjata untuk menyelesaikan permasalahan," tegas Dubes Najib. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA