Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Diaspora Muslim Pegang Peranan Penting Redam Cipratan Perpecahan dari Timur Tengah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Rabu, 22 Desember 2021, 19:02 WIB
Diaspora Muslim Pegang Peranan Penting Redam Cipratan Perpecahan dari Timur Tengah
Duta Besar RI untuk Kerajaan Spanyol DR. Muhammad Najib dalam dialog virtual RMOL/RMOL
rmol news logo Narasi-narasi keagamaan yang dipelintir dan disebarluaskan secara masif dan mudah melalui media sosial merupakan ancaman baru akan kehidupan beragama antar masyarakat di ranah global. Lebih dari itu, hal semacam itu juga bisa memicu timbulnya perpecahan di dalam setiap agama, tidak terkecuali Islam.

Oleh karena itu, Duta Besar RI untuk Kerajaan Spanyol DR. Muhammad Najib mendesak setiap orang untuk tidak memandang sebelah mata permasalahan ini.

"Fenomena erupsi hoaks yang diproduksi di era media sosia semakin menjadi-jadi. Hal yang semakin membahayakan adalah menggunakan narasi-narasi keagamaan dengan mengutip ayat Al Quran dan Hadis, namun kemudian dipelintir dan menimbulkan kekecewaan serta perpecahan dan kebencian di kalangan uma Islam," urai Najib dalam dialog virtual bertema "Dari Spanyol Menata Diaspora Muslim Indonesia" yang diselenggarakan oleh Kantor Berita Politik RMOL pada Selasa siang (21/12).

Ia melihat bahwa di Indonesia, fenomena semacam itu paling buruk hanya bermuara pada perselisihan kata-kata. Namun tidak demikian dengan Timur Tengah.

"Narasi perpecahan semakin mengkhawatirkan karena di Timur Tengah, tidak lagi sebatas pada perselisihan kata-kata, melainkan juga dengan senjata. Ini lah yang kemudian menimbulkan bencana lain yang lebih besar," jelasnya.

Oleh karena itu, ia mengajak agar sebagai umat Islam dan umat beragama di Indonesia, kita tidak bisa hanya berdiam diri melihat fenomena tersebut berkembang.

"Karena kalau kita diam, maka cipratan perpecahan di Timur Tengah akan merembet ke kita," kata Najib.

Oleh karena itu, salah satu upaya untuk melawan fenomena itu adalah dengan mendorong diaspora Muslim Indonesia.

"Ide diaspora Muslim Indonesia ini muncul sejak saya menjadi anggota DPR RI Komisi Satu. Saat itu saya diundang oleh Dino Patti Djalal yang pada masa itu masih menjabat sebagai Duta Besar RI di Washington, D.C. Ia mendeklarasikan diaspora Indonesia," kata Najib.

Lalu ia pun mengikuti hal itu secara aktif. Diaspora Indonesia itu pun kemudian berkembang dan fokus pada kelompok-kelompok profesional dan juga kelompok migran.

Akan tetapi, dia melihat bahwa diaspora itu belum menyentuh kelompok Muslim, terlebih diaspora yang ada di Timur Tengah atau Afrika Utara. Oleh karena itu, ia pun mendorong berkembangnya diaspora Muslim Indonesia.

"Sebagai contoh di Spanyol ini saya melihat banyak mahasiswa Indonesia yang ambil program S2 dan S3. Mereka bisa digerakan sebagai instrumen baru dalam diplomasi. Lebih dari itu, mereka bisa jadi garda terdepan untuk menghalau efek-efek negatif cipratan perpecahan di Timur Tengah untuk melindungi umat Islam di tanah air," terangnya.

Lantas, bagaimana bentuk diaspora Muslim yang dimaksud?

"Biarkan saja jalan dulu secara alamiah dan nanti akan ada bentuknya sendiri," ujar NAjib.

"Almarhum Prof. Dr. Nurcholish Madjid pernah mengatakan, 'gagasan yang bagus itu seperti memiliki kaki, ia akan bergerak sendiri'. Tapi perlu diwadahi agar kelompok-kelompok yang mendukung gagasan ini bisa saling berinteraksi dan berkomunikasi," tutupnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA