Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov dalam pernyataannya pada Senin (27/12) mengatakan, Rusia tidak pernah meminta AS ataupun Eropa untuk tidak menganggapnya musuh. Sehingga, sanksi sepihak yang diluncurkan tidak membuat Rusia takut lalu merendahkan diri.
"Kami tidak akan pergi dengan topi di tangan, kepada siapa pun," sumpah diplomat top itu, seperti dikutip dari
TASS.
Moskow menyadari, negara-negara Barat berusaha menjatuhkannya. 'Kekacauan anti-Rusia' yang digemakan oleh AS dan Eropa saat ini menjadi pemersatu bagi mereka untuk 'mengepung' Rusia. Menurut Lavrov, hal yang saat ini layak untuk dilakukan Rusia adalah tidak mengambil pusing, dan 'menganggap angin lalu'.
"lebih baik kami fokus pada produksi dalam negeri dan kebutuhan-kebutuhan kami. Apalagi saat ini kami sudah swasembada dalam hal pangan,†katanya, seraya menambahkan bahwa ada banyak hal yang dimiliki Rusia yang membuat negara itu bisa sangat mandiri. Sanksi yang diluncurkan tidak akan menjadi beban bagi Rusia, tetapi perlu bagi Moskow untuk bisa bertindak lebih jauh sebagai balasannya.
"Sanksi tidak harus membuat kami bagai benteng yang terkepung," kata Lavrov.
Pun jika Barat memperkuat sanksinya, Rusia akan menemukan jawaban karena sejauh ini Rusia mampu mengatasi masalah-masalahnya. Hal yang harus diingat saat ini adalah bagaina Rusia harus berhati-hati terhadap mitra Barat.
"Jika seseorang belum memahaminya - setiap hari Rusia membuktikan kemampuannya untuk memecahkan masalah apa pun, dan itu tidak akan mengubah cara hidupnya, kepercayaannya, hanya karena Barat marah dan menutup beberapa teknologi di sana," kata lavrov.
Ia menggarisbawahi bahwa Presiden Vladimir Putin selalu menyuarakan, khususnya dalam pidato terakhirnya pada konferensi pers besarnya, komitmennya untuk memperluas peluang bagi pengembangan masyarakat yang bebas, untuk prinsip-prinsip demokrasi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: