Sementara ini, pihak berwenang telah menahan satu orang yang diduga terkait dengan peristiwa kebakaran besar yang melanda kompleks parlemen Afrika Selatan itu.
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengatakan seseorang itu, pria berusia 50-an tahun, sedang diinterogasi oleh polisi sehubungan dengan insiden tersebut.
Dia juga memuji petugas pemadam kebakaran karena menyelamatkan aset nasional yang sangat penting.
Menteri Pekerjaan Umum dan Infrastruktur Patricia De Lille mengatakan kepada wartawan bahwa kasus itu telah diserahkan ke unit polisi elit bernama Hawks.
Penyebab kebakaran belum diketahui, tetapi De Lille mengatakan latihan kebakaran standar telah dilakukan tepat sebelum parlemen ditutup untuk liburan Natal dan Tahun Baru, dan pada saat itu semuanya termasuk alat penyiram berfungsi.
Kebakaran besar melanda kompleks Parlemen Afrika Selatan pada Minggu (02/01). Api melahap beberapa ruang kantor dan merubuhkan langit-langit gedung, tempat di mana anggota badan legislatif nasional melakukan pekerjaannya.
Kebakaran terjadi pada Minggu dini hari yang bermuka di kantor lantai tiga. Api kemudian menyebar dengan cepar ke ruang Majelis Nasional.
"Ini adalah hari yang sangat menyedihkan bagi demokrasi, karena Parlemen adalah rumah demokrasi kita," kata De Lille seperti dikutip dari
ABC News.Penjaga keamanan pertama kali melaporkan kebakaran sekitar pukul 6 pagi. Beruntung tidak ada korban yang dilaporkan terkait insiden itu.
Sehari sebelum kebakaran, Ramaphosa dan banyak politisi terkemuka Afrika Selatan berada di Cape Town untuk menghadiri upacara pemakaman pensiunan Uskup Agung Desmond Tutu, yang berlangsung pada Sabtu (01/01) di Katedral St George di kota itu, sekitar satu blok jauhnya dari kantor parlemen yang terbakar.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: