Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sesalkan Pengunduran Diri Abdalla Hamdok, Analis AS: Hanya Menambah Ketidakpastian Sudan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 04 Januari 2022, 07:04 WIB
Sesalkan Pengunduran Diri Abdalla Hamdok, Analis AS: Hanya Menambah Ketidakpastian Sudan
Abdalla Hamdok/Net
rmol news logo Keputusan Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok untuk mengundurkan diri ditanggapi secara putus asa oleh pejabat dan analis Amerika Serikat.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Menurut mereka, mundurnya Hamdok dari kursi kepemimpinannya tidak menyelesaikan apapun fan hanya menyebabkan negara itu terjerembab ke dalam ketidakpastian.

Cameron Hudson, seorang rekan senior di Pusat Afrika Dewan Atlantik dan mantan pejabat AS, mengatakan keputusan Hamdok menimbulkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.

“Tidak ada yang diselesaikan dalam politik Sudan, jadi ini hanya menambah ketidakpastian yang sudah ada,” katanya kepada Al Arabiya.

Hudson mengatakan publik masih menunggu, apakah militer akan menunjuk perdana menteri baru yang mampu menjembatani perpecahan dan mengatur ulang transisi, atau malah menghambatnya.

“Keputusan itu akan sangat penting dalam menentukan apakah bantuan dan keterlibatan yang ditangguhkan akan dihidupkan kembali atau apakah Sudan akhirnya tergelincir kembali ke otoritarianisme dan keruntuhan ekonomi,” kata Hudson.

Pemerintah AS telah meminta para pemimpin Sudan untuk mengesampingkan perbedaan, menemukan konsensus, dan memastikan kelanjutan pemerintahan sipil.

“PM dan kabinet Sudan berikutnya harus ditunjuk sesuai dengan deklarasi konstitusional untuk memenuhi tujuan kebebasan, perdamaian, dan keadilan rakyat, dan bahwa kekerasan terhadap pengunjuk rasa harus dihentikan," kata pernyataan AS.

Presiden Joe Biden, sementara itu telah menggandakan upaya diplomatik AS di Afrika, dan secara khusus menunjuk diplomat veteran Jeffrey Feltman sebagai utusan khusus untuk negara Tanduk Afrika.

Hamdok memutuskan untuk mundur dari jabatannya pada Minggu (2/1), membuat negara itu semakin larut dalam ketidakpastisn setelah militer menggulingkan pemerintahannya pada Oktober lalu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA