Begitu yang dikatakan oleh Direktur Jenderal Departemen Pengendalian Senjata Kementerian Luar Negeri China Fu Cong dalam konferensi pers pada Selasa (4/1), seperti dimuat
Sputnik.
"AUKUS, perjanjian trilateral tentang pengembangan kapal selam nuklir, adalah masalah yang sangat serius. Inti masalahnya adalah jika rencana ini dilaksanakan, itu berarti bahwa AS dan Inggris, sebagai dua negara nuklir, akan menyerahkan (nuklir) ke Australia, yang bukan negara nuklir, uranium tingkat senjata," kata Cong.
Selain itu, Cong menekankan, Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) saat ini tidak memiliki cara untuk memverifikasi bahwa Australia tidak akan menggunakan teknologi nuklir yang diberikan AUKUS untuk membuat senjata nuklir.
"Kami percaya bahwa ini akan menjadi eksploitasi jahat dari celah dalam perjanjian non-proliferasi nuklir, dan jika banyak negara melakukannya, itu berarti runtuhnya rezim non-proliferasi nuklir," jelasnya.
Pada pertengahan September, Amerika Serikat, Inggris, dan Australia meluncurkan AUKUS, yang membuat Canberra membatalkan kesepakatan pembelian kapal selam senilai 66 miliar dolar AS dengan Prancis.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: