Komite Dokter Pusat pada Senin (10/1) melaporkan seorang pengunjuk rasa berusia 16 tahun meninggal dunia setelah terluka di kepala selama aksi protes pada Minggu (9/1), melawan militer.
Kematian pemuda tersebut membuat total korban tewas sejak kudeta militer 25 Oktober menjadi 63 orang.
Kudeta militer dilakukan untuk menggulingkan pemerintahan transisi Perdana Menteri Abdalla Hamdok. Hamdok kemudian mengundurkan diri pada 2 Januari, enam minggu setelah ia kembali ke jabatannya dalam kesepakatan dengan panglima militer Abdel Fattah al-Burhan.
Sebelum pengambilalihan militer, Sudan diperintah oleh dewan berdaulat pejabat militer dan sipil yang bertugas mengawasi periode transisi hingga pemilihan umum pada 2023.
Pada Sabtu (8/1), misi PBB di Sudan meluncurkan proses untuk menyelamatkan transisi pemerintahan menuju negara demokratis.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: