Hal itu terungkap dalam diskusi terbaru antara Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Selasa (11/1) waktu setempat.
“Para pihak harus terus memperkuat koordinasi dan interaksi, menolak campur tangan kekuatan eksternal dalam urusan internal negara-negara Asia Tengah, dan mencegah 'revolusi berwarna' dan 'tiga kekuatan jahat' (terorisme, ekstremisme, separatisme) dari menciptakan kekacauan,†kata Wang, seperti dikutip dari
CGTN.
Wang juga mengatakan bahwa Rusia dan China harus bekerja sama untuk membantu negara-negara Asia Tengah mengatasi pandemi Covid-19, serta membantu dalam pengembangan ekonomi mereka.
Soal situasi di Kazakhstsn, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa Wang dan Lavrov memiliki satu pandangan.
"Mereka menekankan keprihatinan mereka tentang campur tangan kekuatan eksternal, termasuk partisipasi tentara bayaran asing dalam serangan terhadap warga sipil dan aparat penegak hukum, penyitaan lembaga negara dan fasilitas lainnya," bunyi pernyataan resmi tersebut.
Kazakhstan dilanda demonstrasi awal pekan lalu, ketika sekelompok besar pengunjuk rasa yang sebagian besar damai turun ke jalan untuk memprotes penghapusan kontrol harga pada bahan bakar gas cair, bahan bakar yang banyak digunakan untuk menggerakkan mobil mereka.
Setelah beberapa hari, demonstrasi menjadi lebih keras, diduga diambil alih oleh penjahat yang turun ke jalan dengan senjata dan menyerang aparat penegak hukum.
Pada hari Senin, Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev menjuluki demonstrasi tersebut sebagai upaya kudeta dan menyatakan bahwa ketertiban telah dipulihkan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: