Penemuan tersebut diumunkan Direktur Jenderal di Departemen Pengembangan Peternakan Thailand, Sorravis Thaneto, pada konferensi pers yang berlangsung pada Selasa (11/1) waktu setempat.
Konfirmasi tersebut datang setelah pihak berwenang meluncurkan penyelidikan atas berkembangnya spekulasi dalam beberapa pekan terakhir bahwa penyakit itu telah memusnahkan kawanan babi Thailand, dan bahwa pemerintah menutup-nutupi kasus tersebut.
"Satu sampel telah dites positif terkena demam babi Afrika dari 309 yang dikumpulkan, termasuk sampel darah babi di 10 peternakan dan swab permukaan di dua rumah jagal di provinsi peternakan babi," kata Sorravis, seperti dikutip dari
Bangkok Post.
"Kami menemukan satu sampel yang dites positif terkena demam babi Afrika," lanjutnya sambil berjanji untuk melacak sumber penyakit tersebut.
Sorravis mengatakan pihak berwenang akan mendeklarasikan zona wabah penyakit dalam radius 5 km dari tempat sampel ditemukan, membatasi pergerakan babi, mempertimbangkan untuk memusnahkan hewan yang dicurigai terinfeksi, dan membayar kompensasi ke peternakan yang terkena dampak.
"Pemerintah juga akan memberi tahu Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) tentang penemuan resmi penyakit itu," katanya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: