Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Erdogan Dibuat Marah, Menkeu Barunya Gagal Perkuat Lira

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 12 Januari 2022, 09:35 WIB
Erdogan Dibuat Marah, Menkeu Barunya Gagal Perkuat Lira
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan/Net
rmol news logo Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dilaporkan marah kepada Menteri Keuangan barunya, Nureddin Nebati yang gagal menaikan nilai lira sesuai target pada awal Tahun Baru.

Awal bulan ini, Erdogan mengumumkan nilai lira akan naik. Pengumuman tersebut disampaikan berdasarkan perkiraan dari Nebati yang baru-baru ini diangkat.

Kolumnis Erdal Saglam di Deutsche Welle menyebut, Erdogan menargetkan nilai lira naik menjadi sekitar 11,5 per dolar.

Namun saat ini, Erdogan marah karena Kementerian Keuangan dan Bank Sentral justru merevisi proyeksi mereka untuk menurunkan nilai lira. Bahkan mereka mengaku merasa sulit untuk menjaga lira di atas 14 per dolar.

"Erdogan juga marah karena pemerintahnya gagal membujuk warga Turki untuk menjual mata uang asing di rekening deposito," tulis Saglam.

Untuk membalikkan penurunan nilai lira, Erdogan mengumumkan skema untuk menghubungkan deposito bank lira ke dolar pada 20 Desember. Skema tersebut membuat lira menguat dari rekor terendah 18,36 per dolar menjadi 10,15 per dolar pada minggu yang sama.

Tetapi orang Turki yang menerima pendapatan dalam lira masih membeli dolar, sementara itu campur tangan bank sentral di pasar valuta asing terus berlanjut meskipun cadangan mata uang asing bersih turun menjadi minus 56 miliar dolar.

Alhasil, perkembangan positif tersebut tidak terus belanjut.

Kemudian langkah lain diperkenalkan oleh pemerintah pada awal Januari, yang juga berakhir gagal. Pemerintah mewajibkan eksportir untuk menjual 25 persen dari pendapatan mata uang asing mereka ke bank sentral dengan imbalan lira.

Langkah ini gagal karena eksportir sekarang harus membeli kembali setidaknya 80 hingga 90 persen dari mata uang asing yang mereka jual ke bank sentral di pasar terbuka. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA