Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pemerintah Thailand Beri Lampu Hijau Pembelian 8 Jet Tempur Baru, Namun Barangnya Belum Tentu F-35 Buatan AS

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 12 Januari 2022, 12:04 WIB
Pemerintah Thailand Beri Lampu Hijau Pembelian 8 Jet Tempur Baru, Namun Barangnya Belum Tentu F-35 Buatan AS
Ilustrasi/Net
rmol news logo Keinginan Angkatan Udara Thailand mendatangkan delapan jet tempur mendapat lampu hijau dari Pemerintah Thailand. Namun, model F-35 buatan AS yang sebelumnya dipilih oleh Kepala AU itu, belum tentu menjadi pilihan akhir yang akan dibeli.

"Kabinet pada prinsipnya setuju untuk mendukung rencana Angkatan Udara Kerajaan Thailand untuk membeli empat jet pertama dalam satu skuadron pesawat tempur baru seharga 13,8 miliar baht (5,9 triliun rupiah) pada tahun fiskal 2023, mulai Oktober," menurut sumber dalam Istana Pemerintah Thailand yang tidak disebutkan namanya pada Selasa (11/1) waktu setempat.

"Resolusi ini dicapai dalam rapat kabinet hari ini (Selasa) dan proposal itu tertuang dalam file yang dicap 'rahasia'," lanjutnya.

Rencananya, delapan jet baru yang akan dibeli akan menggantikan jet F-16 ADF (Air Defense Fighter) yang dinonaktifkan dari Wing 1 di Nakhon Ratchasima pada tahun 2021, kata sumber angkatan udara pada hari Selasa sebelum kabinet merilis rincian resolusi secara terbuka.

"Dana 13,8 miliar baht sebenarnya akan datang dalam anggaran terikat empat tahun yang mencakup anggaran tahun fiskal 2023-2026," kata sumber itu.

Bangkok Post
melaporkan, sumber tersebut juga mengatakan bahwa meskipun Kepala Angkatan Udara Napadej Dhupatemiya sebelumnya telah menyatakan minat yang kuat pada jet siluman F-35 buatan AS, masih harus dilihat apakah itu akan menjadi merek dan model yang dipilih untuk pembelian ini.

Sejauh ini sudah ada dua komite yang dibentuk untuk mempelajari pesawat tempur mana yang akan dibeli dan kemudian bagaimana cara terbaik untuk mendapatkannya.

"Komite pertama akan dipimpin oleh Thanasak Metanan, seorang wakil kepala angkatan udara yang diharapkan menjadi pesaing kuat untuk jabatan puncak angkatan udara di masa depan, sementara komite lainnya dipimpin oleh Kepala Staf Angkatan Udara Phanphakdi Phattanakun," menurut sumber itu.

"Sekali lagi, belum ada indikasi bahwa F-35 akan menjadi jet yang dipilih," tambahnya.

Awal bulan lalu, Napadej mengatakan F-35, yang diproduksi oleh raksasa pertahanan AS Lockheed Martin, akan menjadi pilihan terbaik karena harganya telah turun jauh dari angka awal 142 juta dolar AS (4,7 miliar baht) yang dipermasalahkan ketika pertama kali diluncurkan di pasar. Sekarang, setiap pesawat bisa didapat dengan harga 82 juta dolar AS, atau lebih dari setengah harga yang diminta sebelumnya.

Panglima angkatan udara juga secara terbuka menyatakan bahwa perencanaan anggaran untuk akuisisi F-35 akan dimulai pada tahun fiskal 2023, yang dimulai pada bulan Oktober, dan angkatan udara siap untuk menjawab semua pertanyaan jika memilih untuk melakukannya. tekan ke depan dengan pembelian.

"Mengingat keunggulan teknologi mereka, jet F-35 akan sesuai dengan kebutuhan negara untuk meningkatkan kekuatan udaranya, bagian penting dari perang modern," katanya pada akhir Desember. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA