Dalam pernyataan pada Kamis (13/1), Ketua Komite Nobel Berit Reiss-Andersen mengkritik Ahmed yang memenangkan hadiah Nobel pada 2019. Ia mengatakan Ahmed memiliki tanggung jawab khusus untuk mengakhiri konflik Tigray.
"Situasi kemanusiaan mengerikan dan tidak dapat diterima bahwa bantuan kemanusiaan tidak disalurkan dengan cara yang memadai," kata Reiss-Andersen, seperti dikutip
Reuters.
"Sebagai perdana menteri dan penerima hadiah perdamaian, Abiy Ahmed memiliki tanggung jawab khusus untuk mengakhiri konflik dan berkontribusi untuk menciptakan perdamaian," tambahnya.
Konflik selama 14 bulan di Tigray terjadi ketika Ahmed mengerahkan pasukan untuk membasmi Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) yang dianggap telah menyerang tentara.
Konflik berkepanjangan terjadi dengan menelan ribuan nyawa warga sipil, dan jutaan orang mengungsi.
Dalam seminggu terakhir, serangan udara menewaskan sedikitnya 73 warga sipil di Tigray.
Abiy sendiri memenangkan Hadiah Nobel setahun setelah menjabat untuk menyelesaikan permusuhan dengan negara tetangga, Eritrea, selama dua dekade terakhir.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: