Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Penyakit Misterius Diduga Sindrom Havana Menyerang Diplomat AS di Swiss dan Prancis

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 14 Januari 2022, 09:50 WIB
Penyakit Misterius Diduga Sindrom Havana Menyerang Diplomat AS di Swiss dan Prancis
Kedutaan Besar AS di Paris/Net
rmol news logo Penyakit misterius dengan tanda-tanda yang konsisten dengan gejala Sindrom Havana dilaporkan menjangkiti sebagian besar diplomat Amerika yang saat ini bertugas di Paris dan Jenewa.

Mengutip sumber anonim, Wall Street Journal melaporkan pada Kamis (13/1) bahwa diplomat Amerika di dua kota itu telah diserang dengan dugaan kasus penyakit yang tidak biasa.

Setidaknya tiga pejabat Amerika yang bertugas di Jenewa dilaporkan jatuh sakit karena penyakit itu dan setidaknya satu dari mereka dievakuasi dari Swiss ke AS untuk perawatan. Misi itu rupanya kemudian memberi tahu staf tentang kasus-kasus itu pada pertemuan balai kota.

Menanggapi laporan pada hari Kamis, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan kepada MSNBC bahwa badan intelijen AS belum mengetahui apa yang menyebabkan gejala tersebut.

Para pejabat yang terkena dampak adalah di antara sebanyak 200 orang lainnya yang jatuh sakit dengan penyakit yang tidak dapat dijelaskan di China, Amerika Selatan, dan di tempat lain di Eropa. Beberapa laporan menunjukkan bahwa setengah dari penderita adalah pegawai CIA

November lalu Blinken menegaskan bahwa pemerintahan Biden sangat fokus untuk menemukan sumber penyakit yang telah menimpa begitu banyak pejabat AS.

Sindrom Havana pertama kali dilaporkan oleh diplomat yang bertugas di Kedutaan Besar AS di Havana lebih dari lima tahun yang lalu dengan gejala termasuk sakit kepala, pusing, tinitus, dan vertigo, serta masalah dengan penglihatan, pendengaran, dan keseimbangan.

Penderita telah melaporkan gejala bertahun-tahun setelah pertama kali jatuh sakit, sementara sebuah penelitian mengungkapkan bahwa beberapa pasien telah mengalami cedera otak traumatis.

Media AS telah menyarankan itu mungkin disebabkan oleh senjata rahasia yang memancarkan gelombang energi, menunjuk jari ke China atau Rusia.

Namun, pemerintah AS belum mengetahui penyebab penyakit itu, dan belum menentukan mekanisme apa yang mungkin digunakan untuk menyebabkannya.

Pada bulan September, para ilmuwan Kuba menolak klaim senjata sonik rahasia, dengan menyatakan "tidak ada bukti ilmiah serangan".  

Mereka mengklaim gejala itu terkait dengan psikosis massal di antara mata-mata AS. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA