Hal itu disampaikan oleh jurubicara dewan militer, Zaw Min Tun dalam konferensi pers rutin pada Jumat (14/1).
"Ada hasil yang baik dari kunjungan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen ke Myanmar pekan lalu," ujarnya, seperti dikutip
Reuters.
Zaw Min Tun mengatakan tekanan internasional terhadap Myanmar tidak berkurang, tetapi Myanmar tidak akan tunduk.
Selama kunjungannya, Hun Sen bertemu dengan pemimpin junta Jenderal Senior Min Aung Hlaing. Itu merupakan kunjungan seorang pemimpin asing pertama ke Myanmar sejak kudeta militer pada 1 Februari tahun lalu.
Langkah tersebut menuai kritik karena dianggap akan melegitimasi junta.
Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah mengatakan tindakan Hun Sen merupakan sepihak, dan seharusnya dikonsultasikan lebih dulu dengan ASEAN.
Kekacauan di Myanmar terjadi sejak kudeta yang dilakukan oleh junta untuk menggulingkan pemerintahan yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi. Aksi kudeta memicu protes besar-besaran yang ditanggapi kekerasan oleh aparat hingga menelan 1.470 orang.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: