Pada Jumat (14/1), utusan dari Turki dan Armenia berkumpul di Moskow untuk membangun kembali hubungan diplomatik setelah terganggu akibat permusuhan sejarah.
Turki dan Armenia tidak memiliki hubungan diplomatik atau komersial selama tiga dekade. Langkah ini merupakan upaya pertama untuk memulihkan hubungan sejak perjanjian damai pada 2009.
Pada tahun lalu, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan dua negara akan memulai penerbangan charter antara Istanbul dan Yerevan sebagai bagian dari upaya untuk memulihkan hubungan.
Dua negara tetangga itu berselisih atas berbagai masalah, terutama pembantaian 1,5 juta orang Armenia selama Kekaisaran Ottoman pada 1915.
Armenia mengatakan pembunuhan tahun 1915 merupakan genosida. Sementara itu, walaupun menerima banyak orang Armenia yang terbunuh selama Kekaisaran Ottoman, Turki menolak hal itu sebagai genosida.
Meskipun ada dukungan kuat untuk normalisasi dari Amerika Serikat, para analis mengatakan pembicaraan itu akan rumit.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: