Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri, pemerintah Ethiopia mengatakan pernyataan Tedros bisa memicu kericuhan akibat informasi yang salah dan penuh provokasi, serta 'sikap yang keliru'.
Baru-baru ini, Tedros dalam sebuah wawancara mengatakan kondisi di wilayah Ethiopia seperti "neraka" karena pemerintah Ethiopia berusaha mencegah masuknya obat-obatan dan bantuan kemanusiaan.
Selain menyingggung hati pemerintah Ethiopia, komentar Tedros itu dinilai membahayakan reputasinya sebagai 'orang besar' di WHO, dan mengancam independensi serta kredibilitas WHO.
"Terlihat dari postingannya di media sosial yang secara terbuka mendukung teror yang dilakukan oleh TPLF terhadap rakyat Ethiopia," isi pernyataan kementerian luar negeri, seperti dikutip dari
AFP, Jumat (14/1).
Dengan bukti-bukti tersebut, Addis Ababa mendesak PBB untuk menyelidiki Tedros karena "pelanggarannya terhadap tanggung jawab profesional dan hukumnya."
Misi Ethiopia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa pun memprotes pernyataan Tedros. Mereka menekan agar Tedros tidak lagi ikut campur semua hal yang menyangkut Ethiopia.
Selama perang berkecamuk di Tigray, kelompok pemberontak TPLF melakukan blokade atas bantuan kemanusiaan yang memasuki wilayah itu. Namun, Tedros justru menyalahkan pemerintah Ethiopia dan menuduhnya atas blokade tersebut, sehingga menyebabkan banyak orang yang sakit dan kelaparan tidak bisa mendapat bantuan.
"Ini sangat mengerikan dan tak terbayangkan sepanjang abad ke-21. Pemerintah telah menelantarkan rakyatnya sendiri selama lebih dari satu tahun dengan menahan masuknya makanan dan obat-obatan untuk rakyatnya," kata Tedros kepada wartawan pada Rabu (13/1).
Ini bukan pertama kalinya Tedros, yang pada 2017 menjadi orang Afrika pertama yang mengepalai WHO, menarik kemarahan Ethiopia atas pernyataannya tentang perang yang berkecamuk di negara itu.
Pada awal pertempuran, panglima militer Ethiopia Berhanu Jula menuduh pria berusia 56 tahun itu membantu TPLF memperoleh senjata. Namun, tedros menolak tuduhan ini, bersikeras dia berpihak pada perdamaian.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: