Sejak diluncurkan pada 2020, COVAX yang dikelola Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Gavi, berusaha mencapai tujuan memberikan 2 miliar dosis vaksin Covid-19 pada akhir tahun 2021.
Tetapi tujuan itu terhambat dengan penimbunan vaksin oleh negara-negara kaya, pembatasan ekspor, dan perubahan internal di dalam organisasi.
Tetapi pada kuartal terakhir pengiriman telah meningkat secara eksponensial, memungkinkan COVAX mencapai tonggak sejarah pengiriman 1 miliar dosis ke 144 negara, seperti dikutip
Reuters.
Program ini mulai memberikan dosis vaksin pada Februari 2021. Sekitar sepertiga merupakan sumbangan dari negara-negara kaya, meskipun rencana awal COVAX hanya memasok suntikan yang diperoleh langsung oleh program dengan anggaran lebih dari 10 miliar dolar AS dalam dana donor.
Perubahan strategi telah menyebabkan penundaan, karena donor sering meminta untuk mengirim dosis ke negara-negara yang dipilih oleh mereka.
Meskipun lonjakan pengiriman baru-baru ini, ketidakadilan vaksin tetap tinggi.
Data WHO terbaru menunjukkan 67 persen populasi di negara kaya telah divaksinasi lengkap, dibandingkan dengan hanya 5 persen di negara miskin. Secara keseluruhan, lebih dari 40 persen populasi dunia belum menerima dosis pertama.
COVAX berencana mencapai tujuan WHO untuk memvaksinasi 70 persen populasi di negara-negara miskin pada Juli tahun ini.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: