Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Presiden Serbia Murka, Sebut Australia Permalukan Diri Sendiri dengan Mengusir Novak Djokovic

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 17 Januari 2022, 08:11 WIB
Presiden Serbia Murka, Sebut Australia Permalukan Diri Sendiri dengan Mengusir Novak Djokovic
Presiden Serbia Aleksandar Vucic./Net
rmol news logo Terdepaknya Novak Djokovic dari gelaran Australia Open 2022 terus menjadi perhatian Presiden Serbia Aleksandar Vucic.

Vucic dalam pernyataannya pada Minggu (16/1) bahkan mengatakan Australia sudah mempermalukan diri sendiri dengan keputusannya mengusir pemain nomer satu dunia tersebut.

"Anda melihat di pengadilan yang tidak ada gunanya melanjutkan berapa banyak penuntut berbohong," kata Vucic, seperti dikutip dari AFP, Senin (17/1).

"Mereka hanya berbohong. Mereka mengatakan ada kurang dari 50 persen orang yang divaksinasi di Serbia dan secara resmi jumlahnya 58 persen," katanya.

"Jangan lupa itu lebih tinggi daripada di banyak negara Uni Eropa . Itu argumen yang tidak berguna, tapi itu mungkin dalam pertunjukan Orwellian," kata presiden.

Vucic juga menduga bahwa perlakuan pemerintah Australia terhadap Djokovic terkait dengan pemilihan federal yang akan berlangsung di negara itu akhir tahun ini.

Mengacu pada atlet Australia yang akan mengunjungi Serbia untuk acara yang direncanakan pada bulan Maret, dia mengatakan "kami tidak akan memperlakukan mereka dengan buruk karena pemilihan."

Vucic juga mengatakan dia telah berbicara dengan Djokovic pada Minggu pagi.

"Kami tidak sabar untuk melihatnya di Serbia, untuk kembali ke negaranya, untuk datang ke tempat di mana dia selalu disambut," ujarnya.

"Mereka pikir mereka mempermalukan Djokovic dengan ini, pemain terbaik di dunia, dengan pelecehan sepuluh hari, mereka mempermalukan diri sendiri dan Djokovic dapat kembali ke negaranya dengan kepala tegak dan menatap mata semua orang," kata Vucic.

Djokovic, yang berkebangsaan Serbia dan tidak divaksinasi Covid-19, mendarat di Australia pada 5 Januari, berharap mempertahankan gelar Australia terbukanya.

Tetapi setelah perdebatan dan proses yang berlarut-larut di Australia, di mana orang-orang berada di bawah pembatasan anti-Covid yang ketat, dia akhirnya pergi meninggalkan negara itu oada Minggu.

Itu terjadi setelah hakim federal menolak bandingnya terhadap keputusan untuk membatalkan visa dan menolak banding yang diajukan pihak Djokovic.

Djokovic dalam pernyatannya mengaku sangat kecewa dengan keputusan tersebut.

"Saya tidak nyaman karena fokus minggu-minggu terakhir ini ada pada saya dan saya harap kita semua sekarang bisa fokus pada permainan dan turnamen yang saya sukai," kata pernyataan itu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA