Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Boyong BrahMos, Filipina Siap Hadapi China di Laut China Selatan?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Senin, 17 Januari 2022, 22:18 WIB
Boyong BrahMos, Filipina Siap Hadapi China di Laut China Selatan?
Filipina menjadi pembeli pertama sistem rudal supersonik BrahMos yang diproduksi bersama oleh India dan Rusia baru-baru ini/Net
rmol news logo Filipina menjadi pembeli pertama sistem rudal supersonik BrahMos yang diproduksi bersama oleh India dan Rusia baru-baru ini.

Pembelian ini menjadi sorotan, selain karena merupakan yang perdana, pembelian ini juga dilakukan di tengah klaim teritorial agresif China di wilayah Laut China Selatan (LCS).

Setelah melewati tahap negosiasi lanjutan, Filipina pun setuju untuk membeli rudal anti-kapal supersonik BrahMos dari India seharga 375 juta dolar AS untuk menopang pertahanannya di LCS yang disengketakan.

Pembelian ini adalah yang terbaru dari sejumlah peningkatan kapasitas serupa untuk Angkatan Darat Filipina yang diluncurkan dalam beberapa minggu terakhir.

Pada bulan Desember lalu, Sekretaris Perlindungan Filipina Delfin Lorenzana mengumumkan akuisisi enam kapal patroli dari Austal senilai 600 juta dolar AS dan dua korvet dari Hyundai Heavy Industries senilai 550 juta dolar AS.

Pembelian BrahMos, yang dikatakan sebagai rudal jelajah tercepat di dunia ini menandai terobosan dalam upaya meningkatkan persenjataan pertahanan Filipina.

Spesifikasi BrahMos

BrahMos memiliki kecepatan tertinggi dalam kisaran Mach 3, jangkauan peluncuran permukaan sekitar 160 nm dan muatan sekitar 440 pon bahan peledak. BrahMos dirancang dengan mempertimbangkan perang angkatan laut dan dapat terbang hanya 30 kaki dari permukaan serta melakukan manuver mengelak untuk menghindari pertahanan udara.

Rudal universal ini dapat diluncurkan dari kapal, peluncur bergerak, kapal selam dan pesawat terbang. BrahMos juga memiliki arsitektur jaringan-sentris, beberapa lintasan, kemampuan titik jalan, dan mampu melibatkan segala jenis target darat atau laut di luar cakrawala dalam waktu penyebaran minimum.

Ini adalah satu-satunya rudal jelajah supersonik di dunia yang terbang dengan kecepatan tiga kali kecepatan suara.

Dikabarkan India Narrative pada Senin (17/1), tampaknya dari laporan di pers Filipina, negara itu terutama tertarik pada versi baterai pantai yang akan memberikan cakupan pasukannya dari sebagian besar Kepulauan Spratly dari pangkalan di Palawan. Wilayah ini memang merupakan titik panas antara China dan Filipina.

BrahMos juga dikabarkan akan mengunggah kapasitas substansial yang dikonfirmasi ke pertahanan pantai Filipina. Kapasitas ini bahkan disebut-sebut lebih baik dibandingkan dengan rudal anti-kapal yang digunakan dengan angkatan laut yang berbeda. Jaraknya lebih cepat daripada Tomahawk milik Angkatan Darat Amerika Serikat atau YJ-18 milik Angkatan Darat China.

Sebelumnya pada Jumat (14/1), Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana merilis sebuah dokumen melalui media sosial yang menunjukkan bahwa Manila telah menyetujui akuisisi sistem rudal berbasis darat untuk Angkatan Laut Filipina dari BrahMos Aerospace Private Ltd India.

“Sebagai kepala entitas pengadaan (HOPE), saya baru-baru ini menandatangani Pemberitahuan Penghargaan untuk Proyek Akuisisi Rudal Anti-Kapal Pesisir Angkatan Laut Filipina,” kata Lorenzana di Facebook.

“Dinegosiasikan dengan pemerintah India, itu termasuk pengiriman tiga baterai, pelatihan untuk operator dan pengelola serta paket Dukungan Logistik Terintegrasi (ILS) yang diperlukan," sambungnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA