Dari laporan
The Wall Street Journal pada Selasa (18/1), Menteri Luar Negeri yang ditunjuk Taliban Amir Khan Muttaqi mengajak para dubes untuk melakukan konferensi video.
"Kami tidak menentang janggut dan turban. Tapi mengatur negara di abad ke-21 memiliki persyaratan tertentu. Jika Anda bisa mematuhinya, silakan. Jika tidak, jangan berpikir kami akan naik kereta Anda ke neraka," kata Dubes Afghanistan Nasir Andisha.
Andisha dan diplomat lainnya mengatakan mereka tidak mewakili Ghani yang diasingkan. Mereka menegaskan, tujuan dari misi asing akan terus mewakili kepentingan rakyat Afghanistan.
Sementara itu, Taliban sedang berusaha untuk mengintensifkan upaya untuk mengambil alih kedutaan besar Afghanistan di luar negeri.
Pada Agustus, Taliban mengambil alih Afghanistan saat AS menarik pasukannya, menandai berakhirnya kehadiran mereka selama dua puluh tahun di negara itu. Ghani mengundurkan diri dan melarikan diri.
Pada September, Taliban membentuk pemerintahan sementara.
Meskipun sejumlah negara dan organisasi telah menyatakan kesiapan untuk terus memberikan bantuan kemanusiaan kepada bangsa, tidak ada negara asing yang secara resmi mengakui Taliban sebagai otoritas yang sah.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: