Naryshkin mengatakan kepada wartawan, bahwa agensinya menemukan plot di mana Departemen Luar Negeri AS telah mengoordinasikan upaya multilateral untuk menodai ajang yang akan berlangsung pada bulan Februari.
“Saya harus mengatakan bahwa kami memiliki informasi yang cukup luas tentang kampanye skala besar oleh AS dan sekutunya yang paling menjijikkan untuk secara agresif dan jahat ikut campur dalam proses persiapan Olimpiade Beijing,†klaim Naryshkin, seperti dikutip dari
RT, Kamis (20/1).
“Kami melihat upaya mereka untuk mendiskreditkan penyelenggara Olimpiade di Beijing. Departemen Luar Negeri AS memainkan peran terbesar di sini, mengoordinasikan semua kegiatan LSM dan media anti-China," lanjutnya.
Kepala mata-mata itu tidak memberikan perincian tentang dugaan gangguan tersebut, tetapi dia mengklaim bahwa taktik serupa juga telah digunakan untuk mengganggu Olimpiade Musim Dingin 2014, yang diselenggarakan Rusia di Sochi.
Dia melanjutkan untuk mengkritik keputusan sejumlah negara, termasuk AS untuk memboikot secara diplomatis Olimpiade, yang berarti bahwa atlet dari negara-negara itu masih akan bersaing, tetapi pejabat pemerintah tidak akan hadir.
"Gagasan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Beijing tidak masuk akal dan sepenuhnya bertentangan dengan semangat Olimpiade dan moto Olimpiade, 'olahraga tanpa politik'," kata Naryshkin.
“Siapa saja yang menjunjung tinggi cita-cita olahraga, cita-cita kemanusiaan dan nilai-nilai universal akan mendukung olahraga tersebut," lanjutnya.
Desember lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin juga menuduh bahwa Barat bekerja untuk mendiskreditkan China sebagai tuan rumah pertandingan.
"Boikot yang dipimpin AS terhadap Olimpiade 2022 di Beijing atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia adalah upaya untuk memastikan China tidak dapat mengangkat kepalanya di atas para pesaingnya," kata Putin saat itu.
Gedung Putih mengutip dugaan adanya genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan di wilayah Xinjiang China sebagai alasan boikotnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: