Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dubes Stepanov: Proses Perdamaian Ukraina-Rusia Bakal Buyar Jika Kanada Lanjutkan Pasokan Senjata untuk Kiev

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 21 Januari 2022, 15:11 WIB
Dubes Stepanov: Proses Perdamaian Ukraina-Rusia Bakal Buyar Jika Kanada Lanjutkan Pasokan Senjata untuk Kiev
Ilustrasi/Net
rmol news logo . Konflik Ukraina dan Rusia mencapai puncaknya dalam beberapa tahun, menyeret perhatian negara-negara Barat dan mengundang kecaman dunia internasional kepada Kremlin yang dianggap sebagai pencipta provokasi di perbatasan.

Di antara negara-negara yang berusaha memberi perhatian untuk Ukraina adalah Kanada. Bahkan Ottawa menyatakan siap untuk mengirimkan pasoakan senjata dan militernya ke perbatasan.
Kremlin sejauh ini bersikeras membantah bahwa pihaknya berencana untuk menyerang Ukraina dan mengumpulkan para tentaranya. Lewat sebuah pernyataan Kremlin berulang kali mengingatkan bahwa isu invasi itu digerakkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan bahwa Moskow bisa bersikap benar-benar memyerang jika harus.

Dukungan NATO untuk Ukraina, dengan mengirimkan pasokan senjata dan militernya ke perbatasan, akan menjadi ancaman yang berkembang di sisi barat Rusia. Kekhawatiran ini kemudian di susul dengan pernyataan Ottawa yang siap mengirimkan senjatanya untuk Ukraina.

Duta Besar Rusia untuk Ottawa Oleg Stepanov, mengatakan kepada CTV Kanada, bahwa rencana Ottawa itu bukan bertujuan meredam. Sebaliknya, malah hanya akan memicu konflik di negara itu.

"Setiap pengiriman senjata ke Ukraina, akan melahirkan situasi yang tidak kondusif, dan mengganggu proeses perdamaian yang sedang dicarikan Stepanov, seperti dikutip dari TASS, Jumat (21/1).

Ia menambahkan, bisa jadi pengiriman pasokan senjata itu seperti membakar bensin ke para pemarah di Kiev, sehingga menciptakan ilusi bahwa mereka dapat memulai operasi militer dan merebut Ukraina timur dengan paksa.

Saat ditanya pendapatnya mengenai Kanada yang memperkuat misi pelatihannya di Ukraina yang disebut Operasi Pemersatu, Stepanov mengatakan bahwa Moskow punya kekhawatiran tentang misi itu, tetapi bukan tentang misi itu sendiri.

Rusia telah mengirimkan sinyalnya, agar negara-negara asing tidak mencampuri urusan Ukraina dan Rusia dan hanya melihatnya dari sudut pandang mereka sendiri.

"Semakin sedikit militer asing di lapangan di Ukraina, semakin banyak peluang keberhasilan untuk penyelesaian diplomatik konflik di Ukraina timur," kata Stepanov. Berharap proses perdamaian bisa segera tuntas.

Mengenai penumpukan pasukan dan operasi militer Rusia di perbatasan, Stepanov menekankan bahwa  Rusia sedang melakukan latihan rutin di wilayahnya sendiri dan tidak ada niat untuk menyerang Ukraina. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA