Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dialog Menemukan Jalan Buntu, Lavrov Minta AS-Jerman-Prancis Berhenti Berkomplot Mendukung Ukraina

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 22 Januari 2022, 06:18 WIB
Dialog Menemukan Jalan Buntu, Lavrov Minta AS-Jerman-Prancis Berhenti Berkomplot Mendukung Ukraina
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov/Net
RMOL Sikap negara-negara Barat yang terus memperlihatkan sikap anti-Rusia membuat Kremlin gerah. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov meminta Amerika Serikat, Jerman, dan Prancis, agar berhenti berkomplot dengan Ukraina untuk menyerang Kremlin.

"Setelah saya bertemu dengan menteri luar negeri Jerman, dan dalam kontak dengan rekan-rekan Prancis, kami menyampaikan sikap tegas kami bahwa sudah saatnya untuk berhenti berkomplot, jangan menutup mata terhadap apa yang dilakukan rezim Kiev dan memaksanya untuk mengimplementasikan apa yang dijanjikan dan apa yang disetujui oleh Dewan Keamanan [PBB]," kata Lavrov, tak lama setelah melakukan pembicaraan dengan Menlu AS Antony Blinken, Jumat (21/1).

Sementara konflik belum menemukan titik terang, negara-negara Barat terus "menghindari" pertanyaan tentang apa yang benar-benar terjadi di Ukraina pada tahun 2014, semata karena tidak ingin disalahkan.

"Dalam kata-katanya, mereka lebih suka mengatakan bahwa titik awal tragedi di Ukraina adalah perkembangan di Krimea. Tetapi Rusia sangat mengingat bahwa perjanjian damai antara Presiden Ukraina saat itu, Viktor Yanukovich, dan pihak oposisi, di mana Jerman, Prancis dan Polandia bertindak sebagai penjamin, telah gagal," lanjutt Lavrov.

Ia mengungkapkan bahwa Russophobic atau sentmen anti-Rusia menuntut Rusia digulingkan dari Krimea, kemudian mengirim militan ke perbatasan Ukraina. Lavrov menyalahkan negara-negara Baltik, diduga mengarahkan kebijakan UE dan NATO terhadap Moskow.

Krimea menjadi topik berdebatan di tahun 2014 saat terjadi krisis politik di Ukraina. Semua berawal dari demo Euromaidan, serangkaian unjuk rasa dan kerusuhan yang dimulai pada 21 November 2013, yang menuntut pemerintah Ukraina berkuasa untuk segera mendekat ke Uni Eropa, tetapi dibalas dengan tindakan opresif aparat. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA