Salah seorang aktivis feminis yang menjadi bagian peserta pertemuan, Jamila Afghani, mengatakan pertemuan pada Minggu (23/1) tersebut berlangsung dengan positif dan Taliban menunjukkan niat naiknya.
"Itu adalah pertemuan 'pemecah kebekuan' yang positif. Taliban menunjukkan niat baik. Mereka mendengarkan dengan sabar dan menanggapi sebagian besar kekhawatiran kami. Mari kita lihat apa tindakan mereka, berdasarkan kata-kata mereka," kata Afghani, seperti dikutip
AFP.
Jurubicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan, Abdul Qahar Balkhi juga mengonfirmasi pertemuan antara delegasi Taliban dan sejumlah tokoh Afghanistan di Oslo.
Ia mengatakan, semua peserta pertemuan saling mendengarkan pendapat satu sama lain terkait situasi terkini di Afghanistan.
"Mereka menegaskan bahwa Afghanistan adalah rumah bersama semua warga Afghanistan, dan menekankan bahwa semua warga Afghanistan perlu bekerja sama untuk kemakmuran politik, ekonomi, dan keamanan negara," kata Balkhi dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan itu juga menekankan bahwa para peserta sepakat bahwa pemahaman dan kerjasama adalah satu-satunya solusi untuk masalah Afghanistan.
"Semua peserta, dengan satu suara, menyatakan pertemuan semacam itu untuk kepentingan negara," tambahnya.
Selain bertemu anggota masyarakat sipil Afghanistan, Taliban juga dijadwalkan untuk bertemu dengan perwakilan negara-negara Barat untuk membahas situasi kemanusiaan di Afghanistan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: