Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Demo Anti Lockdown Belgia Berujung Ricuh, Gedung Pemerintah Diamuk Massa

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 24 Januari 2022, 08:26 WIB
Demo Anti Lockdown Belgia Berujung Ricuh, Gedung Pemerintah Diamuk Massa
Pandemo merusak gedung-gedung di Belgia pada Minggu 23 Januari 2022/Net
rmol news logo Demonstrasi anti lockdown di Kota Brussel, Belgia, pada Minggu (23/1) berakhir menjadi ajang perkelahian antara pengunjuk rasa dan polisi, yang  mengakibatkan kerusakan pada gedung European External Action Service.

Dari video yang diambil oleh jurnalis media Rusia RT, nampak petugas polisi berhelm putih dengan perlengkapan anti huru hara memblokir jalan-jalan dengan barikade dan mengerahkan meriam air untuk membubarkan massa. Sementara itu, pengunjuk rasa bertopeng hitam melempari polisi dengan berbagai proyektil, termasuk papan yang tampaknya mereka peroleh dari menghancurkan teras kafe.

Para pengunjuk rasa terdengar berteriak dan bersorak ketika mereka melemparkan kursi plastik ke arah polisi, yang berusaha membubarkan mereka dengan gas air mata. Petugas bersenjatakan tameng dan pentungan bergerak dalam formasi ketat untuk mendorong massa menjauh dari taman kota.

Dalam satu insiden kekerasan, demonstran terlihat menyerang pintu masuk markas European External Action Service. Mereka berusaha mendobrak pintu, meninggalkan bekas yang terlihat pada kaca yang diperkuat, kemudian menggunakan papan sebagai tombak improvisasi ketika sekelompok petugas polisi tetap berada di dalam dan berusaha mengusir mereka dengan gas air mata.

Protes massal pada Minggu mengikuti demonstrasi anti-lockdown di kota-kota Eropa lainnya pada hari Sabtu. Dikatakan diselenggarakan oleh lebih dari 600 asosiasi lokal dari seluruh Eropa, serta oleh beberapa cabang nasional World Wide Demonstration dan Europeans United.

Penyelenggara mengklaim mereka tidak menentang tindakan Covid-19 seperti itu, tetapi membela kebebasan, demokrasi, dan hak asasi manusia, sambil memprotes "cara tidak demokratis" yang dipilih pemerintah di Eropa untuk memberlakukan pembatasan.

“Kami ingin menunjukkan bahwa sekelompok besar orang yang terus bertambah tidak lagi merasa bahwa mereka didengar dalam debat sosial,” kata Tom Meert, kepala Europeans United.

Menurut AFP, pawai anti-lockdown hari Minggu di Brussels lebih besar dari sebelumnya. Bendera Belanda, Polandia, dan Rumania terlihat di antara kerumunan yang memenuhi jalan-jalan ibu kota Belgia, yang juga menampung badan-badan pemerintahan Uni Eropa.

Protes terjadi ketika Belgia melaporkan lonjakan infeksi Covid-19 baru yang mencapai lebih dari 60.000 sehari pekan lalu dan mendorong pihak berwenang untuk menggambarkannya sebagai “tsunami.” rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA