Otoritas mengumumkan pembukaan kembali perbatasan udara pada Selasa (25/1). Kendati begitu, perbatasan darat tetap ditutup, kecuali untuk logistik penting, seperti pasokan kemanusiaan dan peralatan militer, seperti dimuat
CGTN.
Sekelompok tentara yang menyebut diri mereka sebagai Gerakan Patriotik untuk Perlindungan dan Pemulihan melakukan pemberontakan pada Senin malam (24/1).
Dipimpin oleh Letnan Kolonel Paul-Henri Sandaogo Damiba, gerakan tersebut membuat pengumuman di televisi, menyatakan bahwa mereka telah menguasai negara.
Mereka juga mengklaim telah membubarkan pemerintah dan majelis nasional, sementara konstitusi ditangguhkan dan jam malam diberlakukan.
Sebagai respon, banyak negara mengutuk pengambilalihan kekuasaan tersebut, termasuk Uni Afrika dan Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS).
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: