"Yah, tidak ada yang tahu pikiran Presiden (Vladimir) Putin atau kepemimpinan Rusia," kata Psaki, seperti dikutip dari
AFP, Rabu (26/1).
Ia pun memaparkan sejumlah alasan mengapa AS dan NATO harus melakukan serangkaian persiapan pertahanan.
"Kita semua sudah tahu masalahnya. Kita sudah melihat serangkaian persiapan (yang dilakukan Rusia), termasuk pengerahkan 100.000 tentara Rusia di perbatasan, retorika, dan tindakan perang, seperti yang telah kita bahas, termasuk juga operasi bendera palsu untuk mencoba menyebarkan informasi yang salah di seluruh dunia. Sehingga Ukraina dan bahkan dunia, perlu untuk bersiap-siap membuat pertahanan untuk menahan invasi Rusia," lanjut Psaki.
Kedutaan Besar AS di Kiev telah memerintahkan anggota keluarga diplomat untuk meninggalkan negara itu karena situasi yang tidak aman, sebuah keputusan yang dikritik oleh Reznikov sebagai langkah prematur.
"Jangan khawatir, tidur nyenyak. Tidak perlu mengemasi tasmu," kata Reznikov. Berkali-kalin ia mengesampingan serangan Rusia yang digemakan AS. Menurutnya, sejauh ini tidak terlihat tanda-tanda yang membahayakan dari Rusia, bahkan sangat kecil kemungkinan Rusia melakukan invasi.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, juga telah mengatakan kepada rakyatnya pada hari Senin bahwa situasi saat ini masih terkendali.
Sementara Psaki mengatakan kepada wartawan pada hari Selasa, "Ketika kami mengatakan itu sudah dekat, itu tetap dekat. Tetapi sekali lagi, kami tidak dapat membuat prediksi tentang keputusan apa yang akan dibuat Presiden Putin. Kami masih terlibat dalam diskusi dan negosiasi diplomatik."
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: