Pfizer dan mitranya, BioNTech, mengumumkan studi tersebut pada Selasa (25/1) waktu setempat.
“Kami menyadari perlunya bersiap jika perlindungan ini berkurang seiring waktu dan berpotensi membantu mengatasi Omicron dan varian baru di masa depan,†kata Kathrin Jansen, kepala penelitian vaksin Pfizer dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari
AP, Rabu (26/1).
Studi baru Pfizer di AS akan melibatkan hingga 1420 orang dewasa sehat, berusia 18 hingga 55 tahun, untuk menguji suntikan berbasis Omicron yang diperbarui untuk digunakan sebagai booster atau untuk vaksinasi primer.
Para peneliti akan memeriksa keamanan vaksin yang dimodifikasi dan bagaimana vaksin itu meningkatkan sistem kekebalan dibandingkan dengan suntikan aslinya.
Dalam satu kelompok studi, sekitar 600 sukarelawan yang menerima dua dosis vaksin Pfizer saat ini tiga sampai enam bulan lalu akan menerima satu atau dua suntikan berbasis omicron sebagai booster.
600 lainnya yang telah mendapatkan tiga dosis reguler vaksin Pfizer akan diberikan dosis keempat dari vaksin reguler atau versi yang cocok dengan Omicron.
Studi ini juga akan mendaftarkan beberapa sukarelawan yang tidak divaksinasi yang akan menerima tiga dosis vaksin berbasis Omicron.
Sementara Omicron dikatakan bisa menginfeksi orang yang bahkan sudah divaksinasi, masih belum jelas apakah perubahan resep vaksin juga diperlukan.
Untuk saat ini, vaksin asli dikatakan masih menawarkan perlindungan yang baik terhadap penyakit parah dan kematian.
Studi di AS dan di tempat lain telah memperjelas bahwa menambahkan dosis booster juga bisa memperkuat perlindungan itu dan meningkatkan kemungkinan menghindari infeksi yang lebih ringan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: