Hal itu dikatakan oleh pemimpin militer Letnan Kolonel Paul-Henri Damiba pada Kamis (27/1), yang tampil untuk pertama kalinya di televisi nasional sejak menggulingkan Presiden Roch Marc Kabore pada awal pekan ini.
"Ketika kondisinya tepat, sesuai dengan tenggat waktu yang akan ditentukan rakyat kita dalam semua kedaulatan, saya berkomitmen untuk kembali ke tatanan konstitusional yang normal," kata Damiba, seperti dimuat
Reuters.
Mengenakan baret merah, seragam tentara dan diapit oleh bendera nasional, Damiba mengatakan dia akan mengumpulkan berbagai bagian masyarakat untuk menyepakati peta jalan, merencanakan dan melaksanakan reformasi yang diperlukan.
Secara khusus, Damiba berjanji kepada mereka yang terdampak kekerasan ISIS dan Al Qaeda di Sahel Afrika bahwa militer akan mengambil kembali kendali atas zona-zona tersebut.
Pidato Damiba muncul sebelum pertemuan darurat yang akan digelar Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS) pada Jumat (28/1).
ECOWAS memberlakukan sanksi terhadap tetangga Burkina Faso, Mali dan Guinea, menyusul pengambilalihan militer masing-masing pada Agustus 2020 dan September 2021.
Pada Senin (24/1), junta Burkina Faso mengatakan pihaknya telah merebut kekuasaan dan menangguhkan konstitusi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: