Penandatanganan dilakukan oleh Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana dan Direktur Jenderal BrahMos Atul Dinkar Rane dalam sebuah upacara yang digelar secara hybrid pada Jumat (28/1).
Lorenzana menyebut sistem pertahanan tersebut digunakan untuk mempertahankan kedaulatan negara, terutama di Laut China Selatan yang disengketakan.
"Sebagai rudal jelajah supersonik tercepat di dunia, rudal BrahMos akan memberikan pencegahan terhadap segala upaya untuk merusak kedaulatan dan hak berdaulat kami, terutama di Laut Filipina Barat," kata Lorenzana, merujuk pada Laut China Selatan.
"Daya tembak rudal akan memberikan kemampuan serangan balik di dalam zona ekonomi eksklusif Filipina,†tambahnya, seperti dikutip
Associated Press.
Pengadaan rudal BrahMos dilakukan di tengah kendala keuangan yang dihadapi Filipina karena pandemi Covid-19.
Departemen Pertahanan menuturkan, sistem senjata terdiri dari tiga baterai rudal, peluncur berbasis darat bergerak, pelatihan untuk operator dan unit pemeliharaan dan dukungan logistik.
Rudal-rudal itu dapat melakukan perjalanan hingga tiga kali kecepatan suara, sehingga sulit untuk dicegah. Nantinya rudal-rudal itu akan digunakan oleh unit-unit pertahanan pantai marinir Filipina.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: