Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi China tumbuh 7,9 persen pada 2021. Namun kemudian melambat pada 4,8 persen pada 2022.
"Perlambatan ini disebabkan oleh penarikan dukungan kebijakan, pemulihan konsumsi yang lambat meski vaksinasi berhasil, dan lambatnya investasi real estate," kata IMF, seperti dikutip
Anadolu Agency.
IMF menekankan bahwa reformasi struktural telah berkembang tidak merata di beberapa bidang utama.
Salah satu contohnya adalah strategi untuk mengatasi perubahan iklim yang dilakukan oleh China.
Meski memiliki rencana aksi yang terperinci, namun hanya ada sedikit, bahkan tidak ada kemajuan, dalam sektor-sektor riil utama, termasuk perusahaan negara dan swasta.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: