Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Mantan Tentara Prancis Diadili atas Pembunuhan Bocah Delapan Tahun pada 2017

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 01 Februari 2022, 08:51 WIB
Mantan Tentara Prancis Diadili atas Pembunuhan Bocah Delapan Tahun pada 2017
Orang-orang memegang foto-foto Maelys de Araujo selama penghormatan "pawai putih" pada Desember 2017/Net
rmol news logo Persidangan atas pembunuhan Maelys de Araujo kembali digelar pada Senin (31/1), lebih dari empat tahun setelah kematian gadis berusia delapan tahun itu.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Pihak keluarga hadir di pengadilan pidana Isere membawa foto putri mereka.

Maelys yang berusia delapan tahun menghilang dari sebuah pernikahan di Pegunungan Alpen Prancis pada 26 Agustus 2017 di kota Pont-de-Beauvoisin. Setelah pencarian besar-besaran yang menarik perhatian nasional, penyelidik mengidentifikasi seorang tamu pernikahan sebagai tersangka utama.

Dia adalah mantan tentara Prancis, Nordahl Lelandais. Lelandis ditetapkan sebagai tersangka dan telah diadili atas penculikan dan pembunuhan, seperti dilaporkan Euronews.

Lelandais mengaku membunuh Maëlys de Araujo dan menghadapi hukuman penjara seumur hidup. Pelatih anjing berusia 38 tahun itu juga menghadapi tuduhan melakukan pelecehan seksual terhadap dua anak saat mereka tidur.

Kematian de Araujo pada Agustus 2017 mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh Prancis dan penyelidikan membuat pihak berwenang mencurigai Lelandais melakukan kejahatan lain.

Lelandais awalnya tidak diundang dalam sebuah acara pernikahan. Tetapi dia menghubungi pengantin pria satu hari sebelumnya, lalu muncul di acara resepsi tersebut. Menurut penyelidikan, Lelandis memberikan kokain kepada dua tamu, lalu mengajak Maelys melihat anjing-anjingnya yang berada di dalam mobilnya. Saat itu Leelandais langsung membawa Maelys pergi.

Tak lama Lelandais kembali ke acara resepsi itu sendirian. Saat itu, suasana resepsi mulai terganggu karena orangtua Maelys melaporkan anaknya hilang.

Beberapa hari kemudian, polisi mengindetifikasi Lelandais sebagai tersangka. Awalnya ia membantah terlibat, namun bukti-bukti mengarah kepadanya.

Tubuh Maelys ditemukan enam bulan kemudian setelah Lelandais mengaku membunuhnya dan jejak darahnya ditemukan di mobilnya.

Lelandais mengatakan kepada penyelidik bahwa Maëlys mulai menangis saat diajak pergi  olehnya. Tangisan gadis itu membuatnya kepayahan. Ia tidak tahu bagaimana cara membujuk, akhirnya ia  meninju wajah Maelys dengan keras tetapi tidak bermaksud membunuhnya.

Tersangka mengatakan kepada pengadilan Grenoble bahwa dia ingin meminta maaf. “Saya memang membunuhnya, Tetapi itu di luar dugaan. Tidak ada maskud untuk membunuhnya."

Hasil penyelidikan dan interogasi polisi terhadap kasus ini, menyeret kasus lain.  Pihak berwenang akhirnya menyelidiki hilangnya tentara lain, Arthur Noyer, yang hilang pada 2017 dari klub malam gay di wilayah lain di Pegunungan Alpen.

Lelandais pun mengakui membunuh Noyer setelah berkelahi dan ia dijatuhi hukuman 20 tahun penjara atas pembunuhan tersebut.

Selama penyelidikan, Lelandais mengakui kepada jaksa bahwa dia memiliki masalah narkoba dan alkohol dan bahwa dia tertarik secara seksual pada gadis-gadis muda.

Mantan tentara itu juga dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap dua sepupu -- berusia 5 dan 6 tahun -- selama liburan di Prancis selatan pada 2017.

Lelandais juga didakwa melakukan pelecehan seksual terhadap gadis lainnya yang 14 tahun di Ardennes.

Kini, Lelandis tinggal menunggu vonis atas kejahatan-kejahatannya itu, yang diharapkan bisa diputuskan pada 18 Februari. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA