Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Junta Myanmar Ancam Warga Agar Tak Ikuti Aksi Protes Peringatan Setahun Kudeta

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 01 Februari 2022, 11:37 WIB
Junta Myanmar Ancam Warga Agar Tak Ikuti Aksi Protes Peringatan Setahun Kudeta
Aksi protes menolak kudeta militer pada tahun lalu di Myanmar/Net
rmol news logo Memperingati satu tahun kudeta militer, pemerintahan junta bersiap mengancam akan memenjarakan para pengunjuk rasa yang merencanakan aksi.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Dalam beberapa hari terakhir, aktivis anti-kudeta mendesak orang-orang untuk tetap tinggal di dalam rumah dan menutup bisnis mereka pada Selasa (1/2), peringatan setahun kudeta militer.

"Kita mungkin akan ditangkap dan menghabiskan hidup di penjara jika beruntung. Kita mungkin disiksa dan dibunuh jika tidak beruntung," kata aktivis, Nan Lin, seperti dikutip Reuters.

Media pemerintah melaporkan, pemimpin militer Jenderal Min Aung Hlaing telah memperpanjang keadaan darurat selama enam bulan pada Senin (31/1).

"Hal itu diperlukan untuk mengatur jalur yang benar untuk demokrasi multi-partai yang asli dan disiplin," kata Min Aung Hlaing.

Surat kabar yang dikelola negara mengatakan pemerintah militer akan berusaha untuk mengadakan pemilihan baru begitu situasinya damai dan stabil, tanpa memberikan tanggal.

Di Kota Myitkyina, sebuah seruan foto yang dipasang oleh militer memperingatkan warga untuk tidak bergabung dengan aksi protes diam atau menghadapi hukuman penjara hingga 20 tahun.

Pada awal pekan ini, Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada secara kompak mengumumkan sanksi terbaru kepada junta militer.

Pada 1 Februari 2021, junta militer melakukan aksi kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi. Mereka menahan Suu Kyi dan pejabat partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).

Penggulingan pemerintahan Suu Kyi memicu protes jalanan besar-besaran. Aparat menanggapi dengan kekerasan sehingga ribuan orang meninggal dunia, dan lebih banyak ditangkap. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA