Dari laporan
AFP, dua orang meninggal dunia dan 38 lainnya terluka dalam serangan granat pada Selasa (1/2). Sejauh ini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Aktivis anti-kudeta mendorong warga untuk melakukan protes diam, dengan tidak keluar rumah dan menutup bisnis pada 1 Februari. Setelah itu, mereka bertepuk tangan secara massal untuk menandai berakhirnya protes diam.
Di Yangon, sepuluh orang ditangkap karena ikut dalam protes tepuk tangan.
Junta telah memerintahkan toko-toko untuk tetap buka pada hari Selasa, tetapi jalan-jalan di Yangon mulai kosong pada pukul 10 pagi. Hal sama terjadi di Mandalay dan wilayah Tanintharyi selatan.
Menjelang peringatan satu tahun kudeta itu, junta mengancam akan menyita bisnis yang tutup dan memperingatkan bahwa demonstrasi dapat mengarah pada tuduhan makar atau terorisme.
Pada 1 Februari tahun lalu, militer menggulingkan pemerintahan sipil yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi. Tindakan tersebut memicu aksi protes massal.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: