Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Belasan Migran Mati Beku di Perbatasan Psala, Turki Kecam Yunani jadi Penyebab Tragedi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 03 Februari 2022, 10:19 WIB
Belasan Migran Mati Beku di Perbatasan Psala, Turki Kecam Yunani jadi Penyebab Tragedi
Pasukan khusus Turki berpatroli di sepanjang sungai Maritsa dekat perbatasan Yunani/Net
rmol news logo Dua belas migran ditemukan mati beku di dekat perbatasan Turki dan Yunani.

Kementerian Dalam Negeri Turki melaporkan, dua belas jenazah itu ditemukan di dekat perbatasan Psala, tanpa sepatu dan pakaian. Dalam pernyataannya, Kementerian memaparkan dugaan bahwa korban dilucuti, entah sebelum atau sesudah tewas.

Kantor Gubernur Provinsi Edirne mengatakan saat ditemukan oleh tim penyelamat Turki, ada salah seorang masih menunjukkan kehidupan. Petugas pun langsung membawanya ke rumah sakit. Sayangnya, begitu tiba di rumah sakit, korban meninggal dunia.

Kematian para migran memunculkan lagi kecaman Turki terhadap musuh lamanya. Turki menuduh Yunani secara ilegal mendorong para migran kembali ke perbatasan, yang menyebabkan kematian mereka.

"Pasukan perbatasan Yunani bertindak sebagai 'preman' terhadap sekelompok 22 migran," kata Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu di Twitter, seperti dikutip dari AP.

Soylu juga menuduh negara anggota Uni Eropa itu menunjukkan simpati terhadap anggota jaringan -yang menurut Turki berada di balik kudeta militer yang gagal 2016- yang telah melarikan diri ke Yunani.

Dia lebih lanjut mengutuk Uni Eropa karena "tidak berdaya, lemah dan tidak manusiawi".

Yunani telah berulang kali membantah tuduhan bahwa mereka melakukan apa yang disebut penolakan yang mencegah para migran mengajukan permohonan perlindungan internasional.

"Kematian 12 migran di perbatasan Turki dekat Ipsala adalah sebuah tragedi," kata Menteri Migrasi Yunani Notis Mitarachi di Twitter, membalas cuitan Soylu.

Dia menekankan, tuduhan bahwa Yunanu mendorong para migran itu kembali ke Turki, sama sekali berdasar.

"Mereka tidak pernah sampai ke perbatasan," kata Mitarachi, menuduh Soylu menyebarkan "propaganda palsu".

Yunani sendiri menuduh Turki menutup mata terhadap orang-orang yang mencoba melintasi perbatasan, yang melanggar kesepakatan Maret 2016. Ankara telah menolak tuduhan itu.

Turki  yang menampung sekitar 3,7 juta pengungsi Suriah adalah titik perlintasan utama bagi para migran dari Timur Tengah, Asia dan Afrika yang mencari kehidupan yang lebih baik di negara-negara Uni Eropa. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA