Hal itu dikatakan Xi ketika berbicara melalui video singkat dalam sesi bersama Komite Olimpiade Internasional (IOC) di Beijing pada Kamis (3/2).
"Dari 'Satu Dunia-Satu Mimpi' pada 2008 hingga 'Bersama untuk Masa Depan Bersama' pada 2022, China telah mengambil bagian aktif dalam gerakan Olimpiade dan secara konsisten memperjuangkan semangat Olimpiade," ujar Xi, seperti dikutip
Reuters.
Xi mengatakan, China telah memainkan peran aktif dalam gerakan Olimpiade sejak menggelar Olimpiade musim panas 2008. Untuk kali ini, China telah melibatkan 300 juta orang China dalam olahraga musim dingin seperti yang dijanjikan.
"Olimpiade Musim Dingin akan dibuka besok malam. Dunia mengalihkan pandangannya ke China, dan China sudah siap. Kami akan melakukan yang terbaik untuk menghadirkan Olimpiade yang efisien, aman, dan megah kepada dunia," tambah Xi.
Pada sesi yang sama, Presiden IOC Thomas Bach mengkritik langkah sejumlah negara yang memberlakukan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Beijing, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan sekutu mereka.
Boikot dilatarbelakangi dugaan China telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap minoritas Uighur di Xinjiang.
Bach mengatakan, dua tahun menjelang Olimpiade Beijing, ia mengaku telah memperkirakan adanya politisasi olahraga. Ia menyebut, Olimpiade 1976, 1980 dan 1984 semuanya dilanda boikot negara-negara selama era Perang Dingin, sangat merusak universalitas dan keuangan acara tersebut.
"Kami juga melihat bahwa dalam pikiran beberapa orang, hantu-hantu boikot di masa lalu muncul lagi," kata Bach.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: