Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Khawatir Dampak Buruk, Rusia Siapkan Regulasi untuk Metaverse

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Minggu, 06 Februari 2022, 18:48 WIB
Khawatir Dampak Buruk, Rusia Siapkan Regulasi untuk Metaverse
Metaverse mengacu pada dunia virtual 3D yang berfokus pada hubungan sosial manusia/Net
rmol news logo Di tengah melonjaknya popularitas global metaverse, regulator Rusia justru berupaya untuk mencari kemungkinan pembatasan baru.

Mereka khawatir bahwa realitas virtual (VR) dapat memungkinkan aktivitas ilegal. Meski begitu, mereka tidak memungkiri bahwa metaverse juga menawarkan kemungkinan baru untuk interaksi manusia.

Istilah "metaverse", yang berasal dari fiksi ilmiah, mengacu pada dunia virtual 3D yang berfokus pada hubungan sosial manusia. Metaverse ini juga semakin menjadi fokus perusahaan teknologi, termasuk perusahaan Amerika Serikat Facebook, yang baru-baru ini berganti nama menjadi Meta.

Pusat Teknis Ilmiah Roskomnadzor, yakni badan federal yang bertanggung jawab untuk memantau media massa di Rusia merilis laporan baru-baru ini yang menilai potensi risiko dan kemungkinan ruang VR di mana orang dapat berinteraksi melintasi batas negara.

Menurut laporan itu, metaverse dapat meminjamkan dirinya untuk transaksi ilegal yang dilakukan dalam cryptocurrency, termasuk perdagangan antara orang-orang dari berbagai negara yang dapat melanggar peraturan perbatasan.

Selain itu, laporan yang sama juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa ruang virtual akan siap digunakan untuk perdagangan narkoba atau perdagangan zat terlarang lainnya.

Laporan tersebut juga mengutip kekhawatiran tentang konsekuensi interaksi virtual terhadap perilaku manusia.

“Transformasi persepsi karena berada di metaverse akan memiliki efek budaya yang berarti pada masyarakat dan akan mengubah perilaku sosial, termasuk mengurangi pentingnya norma moral dan etika karena penggunaan avatar virtual," begitu kutip laporan tersebut, seperti dimuat Russia Today.

Mereka memperingatkan bahwa ini terutama dapat mempengaruhi anak-anak, yang merupakan kelompok paling rentan di metaverse baru.

Selain menilai potensi risiko realitas virtual, laporan tersebut juga memberikan gambaran tentang kemungkinannya, termasuk pertumbuhan pasar baru, seperti peningkatan permintaan untuk video game dan bentuk hiburan online.

Penulis juga mengklaim bahwa peningkatan kehidupan online telah memungkinkan bentuk-bentuk baru aktivitas politik. Para penelit merujuk pada Greta Thunberg, aktivis muda yang meningkatkan kesadaran akan bahaya perubahan iklim menggunakan profil online-nya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA