Menurutnya, kekhawatiran atas kemungkinan invasi Ukraina oleh Rusia memberikan tekanan lebih lanjut pada pasokan energi, ditambah lagi dengan penundaan persetujuan pipa Nord Stream 2 yang baru. Pihaknya pun terus memantau situasi tersebut.
Cadangan gas turun hingga 35 persen dari kapasitas penyimpanan, berada di bawah ambang batas 40 persen yang dianggap perlu untuk menahan cuaca dingin selama tujuh hari.
Menurut sebuah laporan oleh Kementerian Ekonomi dan Iklim, cadangan 40 persen hanya akan cukup untuk tujuh hari suhu kutub.
Fasilitas penyimpanan tersebut harus setengah penuh untuk mengatasi cuaca dingin selama 30 hari.
"Tentu saja kami memantau situasi tingkat penyimpanan dan itu tentu mengkhawatirkan," kata juru bicara itu, seperti dikutip dari
Euro News. Sejauh ini, Kanselir Olaf Scholz selalu mengklaim bahwa "pasokan terjamin" dan tidak ada risiko kekurangan.
Rusia adalah pemasok gas terbesar Jerman dan masa depan Nord Stream 2, pipa gas yang belum dibuka antara kedua negara.
Dengan sekitar 40 persen gas yang dikonsumsi di Eropa berasal dari Rusia, Moskow diduga memanfaatkan ketegangan di pasar dunia untuk mengurangi pasokan dan menaikkan harga.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan kepada sebuah surat kabar Jerman minggu ini, bahwa "semakin ada tanda-tanda bahwa Kremlin menggunakan pengiriman gas sebagai pengaruh politik."
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: