Peringatan perjalanan terbaru itu disampaikan Departemen Luar Negeri AS pada Kamis (10/2) waktu setempat.
“Jangan bepergian ke Ukraina karena meningkatnya ancaman aksi militer Rusia dan Covid-19, mereka yang berada di Ukraina harus berangkat sekarang melalui sarana komersial atau pribadi,†kata departemen tersebut, seperti dikutip dari
RT, Jumat (11/2).
"Orang-orang Amerika yang memilih untuk tetap berada di Ukraina harus tetap waspada karena kejahatan, kerusuhan sipil, dan potensi operasi tempur jika Rusia mengambil tindakan militer,†lanjut pengumuman itu, sebelum memperingatkan bahwa pemerintah AS tidak akan dapat mengevakuasi warga AS jika terjadi konflik militer.
AS pertama kali mengeluarkan peringatan peringatan merah 'jangan bepergian' untuk perjalanan ke Ukraina Januari lalu. Namun, pada saat itu, AS hanya mendorong beberapa staf diplomatik dan keluarga mereka untuk meninggalkan negara itu. Langkah itu masih tidak berjalan dengan baik dengan Kiev, dengan Kementerian Luar Negeri Ukraina menyebut evakuasi de-facto “prematur.â€
Moskow telah berulang kali membantah bahwa mereka bermaksud untuk 'menyerang' Ukraina dan pemerintah Ukraina juga telah mengkritik AS karena menyebarkan ketakutan.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba menepis laporan tentang akan adanya invasi "segera" bulan lalu, menunjukkan bahwa jumlah pasukan Rusia di dekat perbatasan tidak cukup untuk serangan skala penuh.
The Wall Street Journal juga melaporkan pada hari Rabu bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky khawatir peringatan berulang kali AS tentang invasi akan dimanfaatkan oleh mereka yang berusaha untuk mengacaukan situasi di Ukraina dan merusak ekonominya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: