Pihak berwenang mengatakan pada Minggu (13/2) bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman, penguasa de facto Arab Saudi, mengumumkan langkah tersebut sebagai bagian dari upaya untuk mengkalibrasi ulang ekonomi yang didominasi minyak.
Transfer tersebut juga merupakan langkah terbaru bahwa Arab Saudi ingin membuka 'raksasa minyak' dan 'mahkota ekonomi' Saudi, terbesar di dunia Arab.
"Pengalihan empat persen saham Aramco ke Dana Investasi Publik (PIF) adalah bagian dari strategi jangka panjang kerajaan untuk mendukung restrukturisasi ekonominya," kata pihak berwenangm mengutip pernyataan Putra Mahkota, yang juga merupakan kepala dana kedaulatan PIF, seperti dikutip dari
Business Standard.
Aramco atau Saudi Arabian Oil Company adalah sebuah perusahaan minyak dan gas yang berkantor pusat di Dhahran, Arab Saudi. Hingga tahun 2020, perusahaan ini adalah salah satu perusahaan dengan pendapatan terbesar di dunia.
Putra Mahkota ingin dana investasi memiliki aset satu triliun dolar pada akhir 2025. Dana tersebut, yang menjadi inti dari langkah resmi untuk mengakhiri ketergantungan ekonomi pada minyak, memiliki kurang dari setengah jumlah itu sebelum kesepakatan ini.
"Saham akan meningkatkan posisi keuangan dan peringkat kredit yang tinggi dalam jangka menengah, karena PIF bergantung pada nilai asetnya dan pengembalian aset yang dikelola untuk strategi pendanaannya," kata Putra Mahkota.
Putra mahkota menekankan bahwa negara Saudi akan tetap menjadi pemegang saham Aramco yang dominan dengan 94 persen saham.
Saham Aramco ditutup turun 0,6 persen dalam perdagangan Minggu setelah pengumuman tersebut. Tetapi para ahli mengatakan peralihan saham akan memperkuat dana negara.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: