Klaim tersebut muncul ketika Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berusaha memverifikasi informasi tersebut, seperti diunggah di
Russia Today pada Jumat (18/2).
"Kosovo dan beberapa bagian lain dari Balkan Barat menjadi sarang kejahatan. Ada teroris, pengedar narkoba. Tentara bayaran direkrut di sana untuk konflik militer yang dipicu oleh AS, antara lain,†kata Lavrov.
“Ada informasi bahwa militan dari Kosovo, Albania, serta Bosnia dan Herzegovina sedang direkrut untuk membuat Rusia kehilangan keseimbangan, termasuk mengirim mereka ke Donbass," tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, ketiga negara Balkan mengecam pernyataan Lavrov dengan menyebutnya sebagai berita palsu.
"Tuduhan palsu Menlu Rusia Lavrov bahwa Kosovo menyediakan tentara bayaran ke Donbass adalah bagian tak terpisahkan dari kampanye disinformasi yang berusaha membenarkan agresi militer terhadap Ukraina. Kosovo berdiri bersama sekutunya dan Ukraina dalam membela kebebasan dan demokrasi," ujar kepala staf presiden Kosovo, Blerim Vela, seperti dikutip
Eurasian Review.
Albania juga menolak klaim tersebut. Sementara Kementerian Keamanan Bosnia mengatakan tidak ada warganya yang pergi berperang bersama pasukan Ukraina.
“Kami akan mengirimkan penyelidikan resmi ke kedutaan Rusia di Sarajevo tentang pernyataan ini. Jika Lavrov memiliki beberapa informasi tentang kegiatan semacam itu di Bosnia, saya berharap, sebelum mengungkapkannya, dia membagikannya kepada dinas keamanan kami," kata Menteri Luar Negeri Bosnia, Bisera Turkovic.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: